Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Istimewa
Puluhan siswa SMKN 1 Sine Ngawi saat dirawat di Puskesmas Sini. IDN Times/Riyanto.

Intinya sih...

  • Kepala Sekolah SMKN 1 Sine, Agus Setiabudi, menceritakan detik-detik saat siswanya mulai jatuh sakit setelah upacara Hari Kesaktian Pancasila.

  • Siswa merasakan gejala mual, pusing, dan muntah saat jam belajar pertama setelah menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG) pada hari sebelumnya.

  • Dinas Kesehatan masih melakukan uji laboratorium untuk memastikan apakah keracunan massal dipicu oleh menu MBG atau faktor lain. Puluhan siswa masih menjalani perawatan medis di beberapa fasilitas kesehatan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Ngawi, IDN Times – Puluhan siswa SMKN 1 Sine, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, dilarikan ke sejumlah Puskesmas pada Rabu (1/10/2025). Mereka mengalami gejala mual, pusing, hingga muntah usai mengikuti upacara Hari Kesaktian Pancasila. Dugaan sementara, gangguan kesehatan itu dipicu oleh menu Makan Bergizi Gratis (MBG) yang diterima sehari sebelumnya.

1. Awalnya satu-dua, lama-lama banyak yang tumbang

Puluhan siswa SMKN 1 Sine Ngawi saat dirawat di Puskesmas Sini. IDN Times/Riyanto.

Kepala Sekolah SMKN 1 Sine, Agus Setiabudi, menceritakan detik-detik saat siswanya mulai jatuh sakit. "Tadi pagi setelah upacara, anak-anak masuk kelas. Awalnya hanya satu-dua yang izin ke belakang, kemudian makin bertambah. Ada yang jatuh, ada yang sesak, lalu kami bawa ke Puskesmas. Jumlahnya terus bertambah. Ada yang dirawat di Puskesmas Sine, Ngrampi, dan Aisyah. Kami masih menunggu konfirmasi jumlah pastinya," ujar Agus.

Agus menambahkan, pihaknya memutuskan tidak membagikan menu MBG hari ini lantaran siswa dipulangkan lebih awal. "Rencananya dikembalikan. Selama ini kami sudah menerima sekitar delapan kali distribusi MBG," tambahnya.

2. Siswa merasakan mual dan pusing saat jam pelajaran

Alami mual, pusing dan muntah-muntah, puluhan siswa SMKN 1 Sini ke Puskesmas. IDN Times/Riyanto.

Salah satu korban, Melani, mengaku merasakan gejala mual, pusing, dan muntah saat jam belajar pertama. "Baru terasa tadi pagi. Padahal makannya kemarin," katanya. Ia juga menyebut detail menu MBG yang disantap pada Selasa (30/9/2025), yakni ayam lada hitam, sayur brokoli, tempe goreng, dan tiga buah anggur.

Hal serupa dialami Aldian Ariyanto (16), siswa kelas X. Ia mengaku mulai merasa pusing saat pelajaran berlangsung.

Meski banyak siswa tumbang setelah menyantap menu MBG, pihak sekolah belum bisa memastikan penyebab pasti. "Katanya Dinas Kesehatan masih periksa laboratorium. Jadi kita belum tahu apakah benar dari MBG atau ada faktor lain," tegas Agus. Hingga kini, puluhan siswa masih menjalani perawatan medis di beberapa fasilitas kesehatan. Puskesmas Sine, Puskesmas Grambe dan Klinik Aisyah.

3. Pemkab minta orangtua tetap tenang

Alami mual, pusing dan muntah-muntah, puluhan siswa SMKN 1 Sini ke Puskesmas. IDN Times/Riyanto.

Wakil Bupati Ngawi, Dwi Rianto Jatmiko, membenarkan kejadian tersebut. Hingga kini, tercatat lebih dari 30 siswa yang sudah mendapat penanganan medis. “Informasi sementara yang kami terima, ada 30 lebih siswa yang dilarikan ke Puskesmas. Jumlah ini kemungkinan bisa bertambah karena laporan dari lapangan terus berkembang,” ungkapnya.

Antok, sapaan akrabnya, menambahkan bahwa kasus ini tidak hanya terjadi di satu sekolah saja. Beberapa sekolah lain juga melaporkan siswanya mengalami gejala serupa. “Ternyata bukan hanya satu sekolah saja, ada beberapa sekolah yang siswanya juga mengalami gejala serupa,” terangnya.

Pemerintah Kabupaten Ngawi bersama dinas kesehatan langsung bergerak cepat menangani kasus ini. Hingga kini, hasil pemeriksaan medis masih ditunggu untuk memastikan penyebab pasti dugaan keracunan massal tersebut.

“Kami berkoordinasi dengan pihak Puskesmas dan rumah sakit agar penanganan cepat dilakukan, serta segera diketahui apa penyebab yang memicu kejadian ini,” tutur Antok.

Saat ini, kondisi para siswa masih dalam pemantauan tenaga medis. Pemkab Ngawi juga mengimbau orang tua dan masyarakat tetap tenang sambil menunggu hasil pemeriksaan resmi.

Editorial Team