Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Seminar soal Soeharto yang digelar Golkar Jatim. (Dok. Istimewa)

Surabaya, IDN Times - DPD Partai Golkar Jawa Timur mengusulkan agar Presiden RI ke-dua, Jendral Besar Soeharto menjadi pahlawan nasional. Golkar Jatim pun menggelar seminar untuk mengkaji usulan tersebut pada Kamis (7/11/2024).

Sekjen Partai Golkar, Sekjen Golkar Sarmuji mengatakan, Presiden Soeharto berjasa bagi tanah air Indonesia setelah menggantikan posisi Ir Soekarno. Soeharto merupakan presiden yang menjabat saat Indonesia menghadapi masa sulit khususnya di bidang ekonomi.

"Saya pernah dapat cerita dari buku-buku maupun dari bapak saya, ketika inflasi Indonesia mencapai 600 persen, justru rakyat Indonesia kesulitan mendapatkan makanan. Namun Presiden Soeharto yang mewarisi masalah itu akhirnya bisa membalikkan keadaan menjadi surplus, atau bahkan swasembada pangan,” katanya.

Menurut Sarmuji, prestasi dan jasa Soeharto bukan hanya di bidang ekonomi, tetapi juga di bidang lain. Pada bidang pendidikan, Soeharto memberikan wadah kepada peneliti luar negeri untuk melakukkannya di Indonesia. Hasil, peneliti itu meraih hadiah nobel.

"Yang fenomenal yakni ada pembangunan pendidikan dasar dengan memunculkan SD Instruksi Presiden (Inpres) yang membuat sekolah dasar di tanah air meningkat secara signifikan. Tentu juga pembangunan transportasi dan bidang lain," ungkap dia.

Menyinggung soal TAP MPR tentang permasalahan Soeharto, menurutnya hal itu sudah selesai dan Seoharto sudah mendapatkan SP3. Apalagi saat ini, posisinya juga sudah meninggal dunia, sehingga sejarah bangsa Indonesia bisa mencatat prestasi dan jasa besar yang sudah diukir Soeharto sepanjang sejarah.

"Golkar Jatim berharap agar bangsa yang besar bisa menghargai jasa para pahlawannya seperti yang pernah dilakukan Soeharto sejak muda hingga menjadi seorang presiden RI. Mudah-mudahan jasa-jasa pak Harto bisa menjadi amal kebajikan yang diterima oleh Allah sehingga dimudahkan dalam peroleh gelar pahlawan nasional," tutup Sarmuji.

Editorial Team