Sumenep, IDN Times - Gempa bumi tektonik bermagnitudo 6,0 yang mengguncang wilayah tenggara Sumenep, Madura, Selasa (30/9/2025) malam, menyisakan kerusakan serius pada bangunan di Pulau Sapudi. Guncangan keras dengan kedalaman hiposenter hanya 12 km itu membuat 22 rumah warga mengalami rusak ringan hingga berat.
Menurut catatan BMKG, gempa yang berasosiasi dengan perpanjangan sesar aktif di dasar laut Zona Kendeng ini dirasakan kuat dengan intensitas V–VI MMI di Pulau Sapudi. Skala ini berarti guncangan cukup untuk merusak dinding rumah non-struktur, menjatuhkan genteng, hingga merobohkan bangunan sederhana.
“Kerusakan terutama terjadi pada rumah-rumah dengan struktur lemah, tidak dibangun sesuai standar tahan gempa, serta berada di atas tanah lunak,” ujar Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono kepada IDN Times, Rabu (1/10/2025).
Selain Sapudi, getaran juga dirasakan di Sumenep, Pamekasan, hingga Surabaya dengan skala III-IV MMI. Bahkan, wilayah Bali seperti Denpasar, Gianyar, dan Buleleng turut merasakan guncangan pada skala II-III MMI.
Kerusakan bangunan di Sapudi mempertegas kembali kerentanan infrastruktur di kawasan selatan Madura. Sejarah mencatat, Sumenep sudah berulang kali diguncang gempa merusak: mulai dari 1863, 1891, 1904, hingga peristiwa 2018 lalu yang menewaskan tiga orang dan merusak lebih dari 200 rumah.
“Warga diingatkan untuk waspada terhadap bangunan yang sudah mengalami retakan. Jangan berada di dalam rumah yang kondisinya sudah tidak layak,” pungkas Daryono.