Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Monumen Reog Ponorogo.
Monumen Reog Ponorogo. (IDN Times/Riyanto)

Intinya sih...

  • Monumen Reog Ponorogo dibangun sebagai destinasi wisata unggulan Jawa Timur dengan anggaran fantastis mencapai Rp88,8 miliar.

  • Proyek ini pernah dikritik sebagai "monumen kucing" oleh mahasiswa dan sedang diselidiki KPK atas dugaan korupsi.

  • Pembangunan proyek MRMP telah dimulai sejak Maret 2023 dan telah ramai dikunjungi wisatawan, serta memiliki kemiripan dengan Garuda Wisnu Kencana di Bali.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Proyek pembangunan Monumen Reog dan Museum Peradaban Ponorogo (MRMP) menjadi salah satu proyek besar di Jawa Timur. Monumen setinggi 126 meter itu dibangun di kawasan bukit gamping di Kecamatan Sampung, Ponorogo. Selain monumen, rencananya juga dibangun museum dan kawasan wisata yang diperkirakan luasnya mencapai 29 hektar.

Jika proyek ini kelar, kawasan wisata sekaligus pusat edukasi budaya dan sejarah ini tentu menjadi kebanggaan. Namun, belakangan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mencium aroma rasuah dalam proyek prestisius itu.

Yuk, ketahui dulu 5 fakta pembangunan monumen Reog Ponorogo berikut.

1. Dirancang sebagai kawasan wisata unggulan dengan nilai anggaran fantastis

Monumen Reog Ponorogo dibangun untuk dijadikan destinasi wisata baru andalan Jawa Timur. Mengingat Reog Ponorogo merupakan kesenian kebanggaan Indonesia yang telah diakui UNESCO sebagai warisan budaya Takbenda yang dapat menarik minat wisatawan.

Pembangunan MRMP diproyeksi dalam proyek jangka panjang memerlukan biaya yang fantastis. Dalam perencanaan total kebutuhan anggaran mencapai Rp88,8 miliar dari APBD Ponorogo dan bantuan keuangan Pemerintah Provinsi Jawa Timur. Hingga pertengahan 2025 angaran terpakai sebanyak Rp73,8 miliar.

Angka fantastis tersebut ternyata belum keseluruhan proyek, karena pada tahap awal pembangunan hanya mencakup bangunan utama monument. Estimasi kebutuhan anggaran terbaru mencapai Rp 164 miliar yang rencananya akan menggunakna skema pembiayaan pihak ketiga.

2. Pernah dikritik dalam standup mahasiswa sebagai monumen kucing

Proyek ambisius ini telah banyak mendapat kritikan dari beragam pihak. Pakar politik mengatakan, proyek dengan anggaran yang fantastis dinilai kurang realistis di tengah kondisi ekonomi yang sulit. Namun kritikan yang menjadi viral adalah aksi stan up comedy mahasiswa yang menyebut monument reog sebagai monument kucing raksasa.

Dalam peringatan 100 hari pemerintahan Sugiri Sancoko-Lisdyarita, mahasiswa menggelar aksi standup di halaman kantor DPRD Ponorogo. Awalnya aksi berlangsung penuh tawa hingga seorang comedian mengeluarkan kritik tentang monumen Reog di Sampung.

Candaan kritis tersebut ternyata memantik kemarahan warga yang menonton acara. Keributan sempat terjadi hingga videonya menjadi viral di jagat Maya. Netizen pun terbelah, ada yang mendukung mahasiswa karena kritik melalui seni wajar namun ada pula yang menilai menjadikan monumen kebanggaan warga sebagai lelucon keterlaluan.

3. Menjadi destinasi wisata sore di Ponorogo

Pembangunan proyek MRMP telah dimulai sejak Maret 2023. Saat ini pembangunan telah hampir menyelesaikan tahap awal bangunan utama. Namun meski belum ramping, kawasan ini telah ramai dikunjungi wisatawan, baik dari kawasan Nganjuk hingga luar kota.

Wisatawan datang untuk melihat langsung monumen patung dadak merak raksasa. Pemandangan alam gunung gamping menjadi latar monumen yang indah. Disarankan datang di sore hari yang tidak panas dan pemandangan lebih menawan,

Di lokasi sekitar juga telah banyak pediri tenda UMKM yang menjual beragam produk makanan hingga souvenir. Pengunjung bisa dengan nyaman dan mudah menemukan jajanan hingga oleh-oleh khas Nganjuk.

4. Punya banyak kemiripan dengan Garuda Wisnu Kencana di Bali

Sejak awal konsep pembangunan MRMP secara sadar berusaha mengikuti kesuksesan Garuda Wisnu Kencana (GWK) di Bali. Tidak heran jika terdapat banyak kemiripan keduanya, seperti pemilihan lokasi yang mirip, yakni kawasan bekas galian batu kapur.

Fungsi kawasan MRMP juga mengadopsi konsep GWK, ada monumen Patung sebagai landmark budaya di bukit yang menjulang tinggi dan memukau. Landmark ini yang akan menjadi magnet bagi para wisatawan. Selain itu ada Museum Peradaban yang direncanakan sebagai pusat edukasi budaya dan sejarah. Sedang di GWK ada museum dan galeri Seni.

Bupati Ponorogo sendiri mengatakan ingin menjadikan wisata unggulan dengan bangunan monumental tertinggi di Indonesia mengalahkan GWK. Monumen Reog memiliki tinggi 126 meter sedangkan Patung GWK 121 meter.

5. KPK mencium aroma korupsi dalam proyek monumen reog

Fakta terbaru, proyek yang menelan anggaran fantasti ini tengah dalam penyelidikan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Tim penyidik KPK telah menyisir rumah dinas Bupati Ponorogo, Sugiri Sancoko Dan Kantor Dinas Kebudayaan, Pemuda dan olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Ponorogo.

KPK melakukan pengeledahan dan menyitaan sejumlah dokumen untuk mendalami dugaan tindak pidana korupsi pengadaan proyek tersebut. Penyidikan ini merupakan tindak lanjut setelah kasus operasi tangkap tangan (OTT) yang dilakukan KPK pada Bupati Ponorogo Sugiri Sancoko. Dalam OTT KPK pada Jumat (7/11/2025) telah ditetapkan empat tersangka termasuk Bupati.

Itu dia 5 fakta monumen Reog Ponorogo, ikon wisata baru Jawa TImur yang sedang disisik KPK. Kira-kira jika ditemukan bukti adanya korupsi dalam proyek miliaran ini, penbangunannya akan berlanjut sesuai rencana atau tidak ya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team