Sidoarjo, IDN Times - Proses evakuasi korban Pondok Pesantren Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo memasuki hari ketiga, Rabu (1/10/2025). Tim SAR gabungan mendeteksi ada 15 titik korban di antara reruntuhan bangunan.
Kasubdit Pengerahan dan Pengendalian Operasi(RPDO) Basarnas, Emi Freezer mengatakan 15 titik itu, delapan korban di antanya berada di status hitam atau tidak ada tanda kehidupan. Tujuh lainnya masih ada tanda kehidupan. "Target utama yang sedang kami kejar saat ini adalah ada 15 lokasi. Di mana dari 15 lokasi ini disampaikan Bapak ya, delapan berstatus hitam, tujuh berstatus merah," ujarnya saat konferensi pers, Rabu (1/10/2025).
Dari tujuh status merah itu, enam di antaranya belum bisa disentuh secara langsung oleh petugas. Petugas hanya bisa memberi suplai makanan, minuman dan oksigen kepada para korban yang tertimbun reruntuhan.
"Dengan kondisi ini, enam posisinya ada di kolom sebelah yang kami belum bisa akses secara langsung. Artinya kami belum bisa touch langsung ke mereka," jelasnya
Alat berat belum bisa dikerahkan karena dikhawatirkan akan membuat bangunan di sampingnya ikut roboh. Sehingga, proses evakuasi dilakukan dengan membuat lubang galian tanah agar bisa menyentuh korban. "Kemudian pada saat kita posisi untuk mengangkat beban pada akses A1 untuk membuat celah agar bisa bekerja lebih maksimal. Namun ternyata memberikan dampak pada bangun pada sisi runtuhan yang ada bersambungan dengan gedung yang ada di depan," terangnya.
Upaya yang dilakukan selama periode golden time atau 3 X 24 jam adalah dengan memberikan kesempatan semaksimal mungkin tim rescue untuk melakukan pendekatan secara aman kepada korban. "Karena kalau kami penetrasi langsung terhadap kolom utama (bangunan) ini akan merubah konstruksi dan juga bentuk susunan karena informasi hasil analisis dari ITS ini semua sudah kegagalan struktur," jelas Freezer.
"Satu titik kita colek maka rembetan getaran itu bisa sampai ke semua sektor yang terconnecting dengan bangunan tersebut," imbuhnya.
Freezer pun berharap agar seluruh masyarakat mempercayai tim rescue agar bisa berkarja semaksimal mungkin. Terutama menyelamatkan korban yang masih memberi respons. "Kami mohon izin diberikan kesempatan keleluasaan untuk bisa memaksimalkan life saving, menyelamatkan korban yang masih memberikan respon," kata dia.
Saat ini, ada satu korban di titik A1 atau akses dekat pintu masuk yang masih memberikan respon kepada petugas. Pihaknya telah membuat tunnel atau lubang di bawah tanah untuk membebaskan korban yang terhimpit.
"Saat ini di A1 Ada satu korban yang masih bisa memberikan respons secara langsung dan kami sedang membuat tunnel di bawahnya untuk memberikan kesempatan pembebasan korban karena dia tidak bisa menggerakkan tubuhnya sama sekali karena berada di bawah himpitan bordes," pungkas dia.