Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Tim Kajian Epidemiologi FKM Unair Dr. Windhu Purnomo saat konferensi pers di Gedung Negara Grahadi, Jumat (8/5). Dok Istimewa

Surabaya, IDN Times - Epidemiolog Universitas Airlangga Dr Windhu Purnomo menyoroti teknis tes-lacak-isolasi sebagai upaya penanganan COVID-19 di Kota Surabaya. Pelacakan atau tracing merupakan salah satu ujung tombak untuk mendeteksi potensi penularan kasus yang ada di masyarakat. Sayangnya, pelacakan ini menjadi sia-sia jika tak diimbangi dengan jumlah testing.

1. Kemampuan tracing Surabaya sudah cukup baik

Tim Kajian Epidemiologi FKM Unair Dr. Windhu Purnomo saat konferensi pers di Gedung Negara Grahadi, Jumat (8/5). Dok Istimewa

Berdasarkan data yang dimiliki Windhu dari hasil asesmen Kota Surabaya, kasus konfirmasi rata-rata per hari adalah 422. Sedangkan, rasio lacak yang dimiliki oleh Kota Surabaya adalah 1 dibanding 19,5. Artinya, dari satu kasus terkonfimasi COVID-19 maka kontak erat yang berhasil ditemukan sebanyak 19,5 orang.

"Jadi sudah lebih dari 1 dibanding 15 yang ditentukan oleh Kementerian Kesehatan. Kalau WHO sih mintanya 30. Tapi gak apa-apa ini sudah bagus," ujarnya saat FGD Surabaya Menuju Zona Kuning, Rabu (18/8/2021).

2. Harusnya ada 8.225 orang yang dites dari hasil tracing

Editorial Team

Tonton lebih seru di