Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ilustrasi pelecehan (IDN Times/Aditya Pratama)

Batu, IDN Times - Masyarakat digegerkan dengan dugaan pelecehan yang terjadi di salah satu satu Pesantren (Ponpes) di Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Pelecehan ini dilakukan seorang pengasuh pada dua murid yang masih di bawah umur. Peristiwa ini pun telah dilaporkan ke Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (UPPA) Satreskrim Polres Batu.

1. Kuasa hukum korban mengungkapkan jika pelaku adalah pengasuh pondok berinisial MF

Ilustrasi pelecehan seksual terhadap perempuan. (IDN Times/Arief Rahmat)

kuasa hukum salah satu korban berinisial P (11), Febry Andy Anggono mengatakan jika korban P telah mendapat pelecehan berulang kali. Pelakunya sendiri adalah pengasuh pondok berinisial MF.

"Korban akhirnya cerita kepada keluarganya pada Desember 2024 kemarin, perbuatan itu dilakukan berulangkali setiap korban mandi. Modusnya MF memandikan korban kemudian memegang dan menggesek alat kemaluan korban," terangnya saat dikonfirmasi pada Sabtu (1/2/2025).

2. Korban mengalami pelecehan ini sejak lama

Foto hanya ilustrasi (IDN Times/Sukma Shakti)

Febry mengungkapkan jika korban diduga mengalami pelecehan ini sejak lama. Pasalnya korban sudah 1,5 tahun mondok di pesatren tersebut. Diduga pelecehan terjadi sejak Juli 2024 dan baru terungkap pada Desember 2024.

"Sudah kami laporkan ke Polres Batu dan sedang dalam proses. Kemarin paling baru itu dilakukan pemeriksaan psikiatri kepada korban," jelasnya.

Ia juga mengatakan kalau korban merupakan warga Jember yang pindah ke Kota Batu. Keluarga korban merasa syok karena anak mereka yang dipercayakan untuk mendapatkan pendidikan agama justru dilecehkan.

3. Hasil visum menunjukkan ada memar pada alat vital korban

Ilustrasi pelecehan. (IDN Times/Mardya Shakti)

Lebih lanjut, Febry mengungkapkan kalau pihaknya telah membawa korban ke rumah sakit untuk visum. Hasilnya memang ada luka pada alat vital korban akibat perlakuan pelaku.

"Korban sampai saat ini masih trauma sehingga sulit saat dimintai untuk bercerita. Jadi kami kerjasama dengan psikolog untuk menangani psikis korban," pungkasnya.

Editorial Team