Ilustrasi guru sedang berbincang dengan dua murid (unplash.com / Zurraisam Shalleh)
Kepala DP3A-PPKB, Ida Widayanti, mengatakan bahwa setiap perempuan korban kekerasan akan mendapatkan perlindungan dan pendampingan, mulai dari rehabilitasi psikologis hingga pengobatan luka fisik akibat kekerasan.
"(Shelter perempuan) ini sebagai wujud perlindungan kepada perempuan yang menjadi korban kekerasan. Kami fasilitasi untuk rehabilitasi psikologi," ujar Ida.
Rencananya, shelter khusus perempuan tersebut akan berada di daerah Semolowaru, Surabaya. Nantinya, korban bisa datang kapanpun, karena tempat tersebut akan dibuka 24 jam.
"Kapasitas shelter adalah 5-7 orang, dan di sana akan ada pendampingan dari konselor serta dilengkapi petugas keamanan," jelasnya.
Saat ini, DP3A-PPKB tengah bekerja sama dengan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) untuk pengoperasian shelter tersebut. Diharapkan, korban yang tinggal di tempat perlindungan itu dapat pulih kembali.
"Kami kuatkan semuanya (korban kekerasan) supaya bisa pulih kembali," ujarnya.