Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Temuan Situs Warundungan di Dusun Bendungan, Desa Landungsari, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Intinya sih...

  • Kronologi penemuan struktur bangunan kuno dan peninggalan bersejarah di Dusun Bendungan, Desa Landungsari, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.

  • Struktur bangunan ini diperkirakan sudah ada sejak era Mpu Sindok dan diduga merupakan peninggalan Mpu Sindok.

  • Pemukiman ini bertahan dari era Mataram Kuno sampai Majapahit dan menjadi bagian penting dalam sejarah Malang dan Jawa Timur.

Malang, IDN Times - Masyarakat di Dusun Bendungan, Desa Landungsari, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang digegerkan dengan penemuan struktur bangunan kuno. Struktur bangunan ini berupa batu bata yang ditemukan dalam gundukan tanah sedalam kurang lebih 1 meter dan diameter lebar 2,5 meter. Batu bata itu ditemukan dalam ukuran 10x20 centimeter dengan ketebalan 10-12 centimeter. Mereka juga menemukan batu andesit dengan tulisan yang diukir menyerupai huruf Jawa kuno. Selain itu ada beberapa temuan lain diantaranya gerabah hingga pecahan batu bata di sekitar di sekitar kawasan tersebut dengan radius 500 meter.

1. Kronologi penemuan struktur bangunan kuno dan peninggalan bersejarah ini

Temuan Situs Warundungan di Dusun Bendungan, Desa Landungsari, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Kepala Dusun Bendungan, Rudi Harianto mengungkapkan jika situs ini awalnya ditemukan oleh salah seorang warganya saat mencangkul tanah untuk keperluan perkebunan jeruk. Warga tiba-tiba menemukan batu bata kuno yang tidak seperti batu bata pada umumnya. Beberapa warga bahkan ada yang menemukan gerabah kemudian dibawa pulang untuk dijadikan panjangan.

"Temuannya radiusnya sekitar 500 meteran, yang ini di struktur inti saja. Beberapa ada yang dibawa pulang oleh warga, tapi akhirnya dikembalikan, katanya dapat gangguan (makhluk gaib) di rumah, disuruh mengembalikan," terangnya saat dikonfirmasi pada Minggu (22/6/2025).

Setelah mendapatkan temuan ini, Rudi mengatakan jika ia langsung melapor ke perangkat desa, kemudian lanjutkan dilaporkan ke Balai Pelestari Purbakala dan Budaya Indonesia (PPBI) Jawa Timur. Selanjutnya dilakukan penggalian untuk mempelajari dari peninggalan apa penemuan struktur bangunan ini.

2. Struktur bangunan ini diperkirakan sudah ada sejak era Mpu Sindok

Temuan Situs Warundungan di Dusun Bendungan, Desa Landungsari, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Arkeolog Universitas Negeri Malang (UM), Muzakir Dwi Cahyono mengungkapkan jika struktur bangunan ini diduga peninggalan Mpu Sindok. Ini mengacu pada Prasasti Wurandungan pada tahun 948, di sana disebutkan ada pemukiman di kawasan lembah Gunung Kawi sisi timur. Prasasti ini juga diketahui dikeluarkan menjelang akhir dari kekuasaan Mpu Sindok di Kerajaan Mataram Kuno.

"Lokasinya ini menarik karena diapit sungai, Sungai Metro di sisi selatan, dan sungai yang namanya menarik Sungai Braholo di sisi timurnya. Terus kita melihat ke arah barat boleh dibilang ini ada di lembah Gunung Kawi," jelasnya.

Dwi melanjutkan jika pemukiman yang disebut Wurandungan ini diceritakan berisi orang-orang yang memiliki religiusitas yang tinggi terhadap agama Hindu. Ia memperkirakan pada Situs Wurandungan ini terdapat candi atau bangunan suci untuk ibadah, tapi ia belum bisa menemukan di mana bangunan suci tersebut.

3. Pemukiman ini bertahan dari era Mataram Kuno sampai Majapahit

Temuan Situs Warundungan di Dusun Bendungan, Desa Landungsari, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Lebih lanjut, Dwi Cahyono mengungkapkan kalau Situs Wurandungan ini mirip dengan Situs Langlang di Desa Langlang, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang dan Situs Srigading di Desa Srigading, Kecamatan Lawang, Kabupaten Malang. Kemuripan ini dapat dilihat dari ketebalan dan besarnya batu bata penyusun struktur bangunan yaitu 9-10 centimeter.

Kemudian prasasti yang ada di lokasi permukiman ini juga masih diwariskan hingga masa Kerajaan Kediri, Singasari, dampai Majapahit. Analisa ini diketahui melalui adanya beberapa temuan batu bata berukuran lebih kecil yang identik masa Kerajaan Majapahit.

"Temuan kami, pemukiman ini masih bertahan mengarah ke era-era Singasari sampai Majapahit. Jadi situs ini mulai paling tidak mulai terlihat di era Sindok, tapi terus berlanjut sampai ke masa-masa berikutnya. Jadi lintas masa, artinya ini adalah situs yang penting di area ini, situsnya yang terbilang tua juga. Karena Mpu Sindok itu sebagai boleh dibilang sebagai peletak pondasi peradabannya untuk Malang, pasca Kanjuruhan, Kanjuruhan katakanlah menjadi embrionya lah perintisannya," paparnya.

Dwi memperkirakan situs ini jadi bagian penting untuk mengkonstruksi sejarah di Indonesia khususnya Malang dan Jawa Timur. Pasalnya beberapa situs lainnya yang sudah ditemukan seperti Situs Srigading di Lawang dan Situs Langlang di Singosari, situs-situ ini sama-sama teridentifikasi dari era Mpu Sindok Kerajaan Mataram.

"Harapan kami agar Dinas Pariwisata Dan Kebudayaan Kabupaten Malang, khususnya Balai Pelestarian Kebudayaan BPK 11 untuk menindaklanjuti temuan ini. Sehingga kita bisa melakukan penanganan secara tepat, sebab temuan merupakan penting," pungkasnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team