Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Ilustrasi pemilihan di Surabaya. (IDN Times/Khusnul Hasana)

Surabaya, IDN Times - Partisipasi pemilih pada kontestasi Pemilihan Wali (Pilwali) Kota Surabaya 2024 mengalami peningkatan 4 persen dibanding pada 2020 lalu. Walaupun pada Pilwali kali ini, masyarakat hanya disuguhkan calon tunggal. 

Komisioner KPU Kota Surabaya Divisi Sosialisasi Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat, dan Sumber Daya Manusia (SDM), Subairi mengatakan, partisipasi Pilwali Surabaya dihitung berdasarkan rumus dari KPU RI. Kini, partisipasi berdasarkan rumus KPU RI itu masih belum dapat dirilis. 

"Perhitungan Pilwali Surabaya ada rumusnya, jadi tidak hanya ngomong, ada rumus dari KPU RI, saya masih belum berani ngerilis, karena itu dari KPU RI, tapi sebenarnya ada tapi masih proses dihitung se Jawa Timur," ujar Subairi kepada IDN Times, Sabtu (14/12/2024).

Walau begitu, Subairi mengungkap berdasarkan perhitungan sementara KPU Surabaya, partisipasi masyarakat pada Pilwali Surabaya mengalami peningkatan 4 persen. Pada Pilwali 2024 ini partisipasi masyarakat mencapai 56 persen, sementara pada 2020 mencapai 

"Tapi kalau Pilwali itu mengalami kenaikan, dari 52 persen ke 56 persen. Ada kenaikan sekitar 4 persen," ungkap dia.

Subairi mengklaim, jika dibanding lima daerah lain di Jatim yang menyediakan calon tunggal, hanya Surabaya yang mengalami kenaikan partisipasi. Daerah lain mengalami penurunan. 

"Tapi pastinya, partisipasi masyarakat dari 5 kolom kosong di Jatim, Surabaya Trenggalek, Ngawi, Kota Pasuruan, dan Gresik yang mengalami kenaikan cuma Surabaya,"  kata dia. 

Menurut Subairi, partisipasi masyarakat datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS) bukan hanya karena masalah calon tunggal atau tidak. Tapi ada faktor lain yang membuat masyarakat mau datang ke TPS. 

"Sebenarnya tidak hanya masalah kolom kosong, tapi semua warga masyarakat bergerak untuk datang ke TPS, entah mau milih yang mana saya gak tahu," ungkapnya. 

Selain itu, kenaikan partisipasi masyarakat ini juga dinilai karena warga Surabaya masih percaya dengan pemimpin yang akan memimpin Surabaya lima tahun ke depan. "Iya betul (masyarakat masih percaya dengan pemimpin masa depan)," tutur dia. 

Subairi menyebut, berbagai upaya telah dilakukan KPU Surabaya untuk menaikkan partisipasi pemilih. Mulai dari sosialisasi melalui media sosial, sosialisasi tatap muka, gelaran seni dan budaya hingga menggerakkan elemen masyarakat.

"(Sosisalisasi) Itu tentu tidak efektif ketika tidak terpublikasikan oleh teman-teman media dan juga website kita. Artinya terima kasih warga Surabaya, itu luar biasa, capaian luar biasa dan semuanya bisa terus aman damai, tingkat partisipasi masyarakat meningkat," pungkas Subairi. 

Editorial Team