Surabaya, IDN Times - Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya menekankan tidak boleh ada perundungan atau bullying pada pelaksanaan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS). MPLS di Surabaya harus ramah anak.
Kepala Dispendik Surabaya, Yusuf Masruh mengatakan, MPLS tahun ini mengusung tema "Sekolahku, Rumahku, Guruku, Orang Tuaku" yang bertujuan menciptakan suasana pengenalan sekolah yang ramah, aman, nyaman, dan menggembirakan bagi para siswa baru. Selain suasana menyenangkan, MPLS juga ditekankan untuk membentuk karakter siswa dan mengenalkan lingkungan sekolah secara menyeluruh.
Pengenalan lingkungan yang dimaksud adalah memperlihatkan fasilitas seperti laboratorium dan area kerja lainnya. Dalam hal ini, kakak kelas diharapkan dapat berperan aktif dalam menjelaskan makna tema MPLS kepada adik-adik kelasnya. "Anak-anak, kakak-kakaknya bisa ngomong adik-adiknya. Misalnya memberikan pengalaman bidang studi, extrakulikuler dan lainnya,” terang Yusuf saat meninjau MPLS di SMP Negeri 3 Surabaya.
Menurutnya, MPLS sangat penting sebagai transisi jenjang pendidikan, di mana siswa akan menghadapi banyak mata pelajaran dan guru yang berbeda. Dengan pemahaman lingkungan dan kegiatan sekolah, diharapkan siswa dapat berprestasi dan berakhlakul karimah.
“MPLS ini dilaksanakan selama satu minggu, dengan fokus pada pembentukan karakter dan pengenalan lingkungan. Aturan utama yang ditekankan adalah larangan keras terhadap perundungan (bullying) dan kekerasan,” tegasnya.
Yusuf mengimbau, kepada para guru untuk terus mengawasi kegiatan MPLS, terutama mencegah terjadinya bullying. Ia menekankan pentingnya monitoring ketat terhadap kakak kelas agar tidak dibiarkan sendiri saat berinteraksi dengan adik-adiknya.
"Untuk bullying itu harapan kami teman-teman guru kami tetap mengawasi ya. Memang kita ini kan belajari semua. Sekolah itu kan menumbuhkan kesadaran ya untuk menyeimbangkan tadi. Nah ini tetap monitoring kakak-kakak kelasnya tadi jangan sampai dilepas sendiri," ujarnya.
Tak hanya kepada guru, Yusuf juga memberikan imbauan kepada orang tua siswa agar mengantarkan anaknya ke sekolah. Kegiatan tersebut bertujuan untuk membangun sinergi antara orang tua dan sekolah dan masyarakat dalam hal pendidikan anak, terutama setelah jam efektif sekolah yang dilanjutkan dengan ekstrakurikuler dan tugas.
"Ini harapan kami, nanti ada sinergi di awal tahun ajaran ini. Bagaimana nanti contoh kecil saja itu jadwal pulang. Nanti kan ada pelimpahan tugas pengawasan anak,” paparnya.
Untuk menjaga kondusifitas selama MPLS berlangsung, Dispendik Kota Surabaya melakukan pengawasan secara menyeluruh di semua sekolah, melibatkan pengawas wilayah dan staf dinas pendidikan. Instrumen pengawasan juga sudah menggunakan sistem digital untuk mempermudah pelaporan.
"Ini semua ya ini pengawasan cuma pengawas itu juga kami libatkan untuk monitor wilayah-wilayahnya, terus teman-teman dinas pendidikan juga melakukan," pungkasnya.