Malang, IDN Times - Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Malang akhirnya buka suara terkait penolakan warga terkait rencana jalur satu arah di Kayutangan Heritage atau di Jalan Jenderal Basuki Rahmat, Kauman, Kecamatan Klojen, Kota Malang. Mereka mengatakan kalau rekayasa di jalur tersebut perlu dilakukan karena sudah parahnya kemacetan yang disebabkan penumpukan kendaraan.
"Rekayasa yang bentuknya bisa satu arah, contraflow sangat dimungkinkan karena keterbatasan di Kota Malang. Dengan perhitungan yang sudha dilakukan berdasarkan kajian lalulintas," terang Kepala Dishub Kota Malang, Widjaja Saleh Putra saat dikonfirmasi pada Selasa (27/12/2022).
Dishub Kota Malang mengakui memang terjadi penolakan terhadap rencana uji coba satu arah Jalan Jenderal Basuki Rahmat selama sebulan pada 1 Januari 2023 mendatang. Namun, menurutnya itu terjadi karena warga belum mendapat sosialisasi saja.
"Tapi ternyata masih ada yang miss terkait parkirnya. Bahwa mereka difasilitasi tentang parkirnya yang ada di Kayutangan, kan ada sendiri," bebernya.
"Kemudian ada perwakilan Kayutangan 52 protes soal keluar masuh. Dia belum tahu kalau kami sudah menyiapkan skenario ada parkir dan bisa masuk ke rumahnya," sambungnya.
Oleh karena itu, pihaknya akan melakukan sosialisasi pada hari Kamis dan Jumat mendatang. Sosialisasi akan dilakukan semaksimal mungkin agar warga dan pengguna jalan bisa mengerti dengan kebijakan baru ini.
"Apa yang disampaikan oleh warga adalah bagian dari aspirasi bagian yang harus kami perhatikan. Bahwa pemerintah daerah tidak ada merugikan. Kita akan melakukan sosialisasi salah satunya melalui media. Respon mereka datang ke sini adalah bagian dari sosialisasi melalui media," bebernya.
Selain sosialisasi dari media, ia juga akan melakukan sosialisasi secara fisik kepada warga dan pengguna jalan. Tujuannya tentu untuk memaksimalkan informasi terkait kebijakan baru tersebut.