Magetan, IDN Times – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digadang-gadang menjadi solusi pemenuhan gizi anak sekolah sekaligus pengurangan pengangguran dan penggerak ekonomi warga, justru menyisakan ironi di Kabupaten Magetan. Sebanyak 11 relawan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di bawah Yayasan Kemala Bhayangkari Polres Magetan, Desa Banyudono, Kecamatan Ngariboyo, dirumahkan setelah baru sepekan bekerja.
Kebijakan tersebut bertolak belakang dengan arahan Badan Gizi Nasional (BGN) yang secara tegas melarang pengelola SPPG melakukan pemutusan kerja atau merumahkan relawan, meski terjadi pengurangan jumlah penerima manfaat program.
Alih-alih mendapat kepastian penghasilan, para relawan kini dialihkan statusnya menjadi “relawan cadangan” tanpa penjelasan jelas terkait durasi maupun kemungkinan dipanggil kembali. Kondisi ini memukul harapan mereka yang sejak awal menggantungkan kebutuhan hidup dari pekerjaan di dapur gizi MBG.
"Ya kecewa, tapi mau bagaimana lagi. Kami butuh kerja, tapi tidak punya pilihan,” ujar salah satu relawan, Rabu (17/12/2025).
Sebagian besar relawan mengaku memiliki tanggungan keluarga, termasuk anak usia sekolah yang membutuhkan biaya rutin. Keputusan merumahkan relawan secara mendadak membuat mereka berada dalam posisi serba sulit.
