Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IDN Ecosystem
IDN Signature Events
For
You

Desa Rawan Bencana di Jatim Meningkat, Jadi 5.254 Titik

WhatsApp Image 2025-06-12 at 10.17.01.jpeg
Bencana longsor yang terjadi di Trenggalek beberapa waktu lalu. IDN Times/ Bramanta Pamungkas
Intinya sih...
  • Peningkatan jumlah desa rawan bencana di Jatim dari 2.742 menjadi 5.254 titik pada akhir 2024.
  • Perubahan kondisi di wilayah, termasuk perubahan iklim, alih fungsi lahan, dan pembangunan wilayah, menyebabkan lonjakan desa rawan bencana.
  • BPBD Jatim akan memperluas cakupan pembentukan Desa Tangguh Bencana (Destana) untuk memperkuat kesiapsiagaan masyarakat di daerah berisiko tinggi.

Surabaya, IDN Times - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur (Jatim) memetakan titik kerawnaan bencana. Tercatat, desa rawan bencana di Jatim mengalami peningkatan pada tahun ini dibandingkan tahun lalu.

Data BPBD Jatim pada akhir 2024, jumlah desa rawan bencana meningkat dari 2.742 menjadi 5.254 desa. Jumlah desa rawan bencana tersebut berdasarkan kondisi terbaru di lapangan.

Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jatim Gatot Soebroto mengatakan, lonjakan ini disebabkan oleh berbagai perubahan kondisi di wilayah. Banyak desa yang sebelumnya tidak masuk kategori rawan, kini diklasifikasikan sebagai daerah berisiko tinggi. “Update data ini kita lakukan setelah koordinasi dengan teman-teman Kalaksa (Kabupaten Kota). Banyak desa yang awalnya tidak rawan, kini masuk kategori risiko tinggi karena terjadi bencana atau perubahan fungsi lahan,” ujar Gatot, Rabu (25/6/2025).

Gatot pun mencontohkan wilayah Trenggalek, yang dulunya tidak pernah mengalami longsor, namun kini menjadi langganan bencana tersebut. Hal ini membuat status wilayah ditingkatkan menjadi daerah dengan risiko tinggi.

Selain longsor, beberapa daerah juga mengalami bencana banjir yang sebelumnya tidak pernah terjadi. Perubahan iklim, alih fungsi lahan, dan pembangunan wilayah turut mempengaruhi peningkatan potensi bencana.

“Contohnya ada wilayah yang dulunya tidak pernah banjir, sekarang terdampak. Ini karena kondisi lapangan berubah, dan kita harus menyesuaikan data agar penanganan lebih tepat,” kata Gatot.

Dengan peningkatan jumlah desa rawan, BPBD Jatim akan memperluas cakupan pembentukan Desa Tangguh Bencana (Destana) sebagai upaya memperkuat kesiapsiagaan masyarakat di daerah berisiko tinggi.

Share
Topics
Editorial Team
Faiz Nashrillah
EditorFaiz Nashrillah
Follow Us