Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Seorang penjahit di Desa Sewulan, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun sedang menjahit masker kain. Dok.IDN Times/Istimewa

Madiun, IDN Times – Bupati Madiun Ahmad Dawami Ragil Saputro mengistruksikan kepada para kepala desa untuk membuat masker dengan memberdayakan penjahit yang ada di wilayah masing-masing. Ini sebagai upaya memenuhi kebutuhan masker di tengah pandemi virus corona.

Apalagi, masker menjadi barang yang langka dan mahal saat wabah berlangsung. “Pak bupati sudah memerintahkan kepada semua kepala desa lewat para camat untuk pembuatan masker kain,” kata Kabag Humas dan Protokol Pemkab Madiun Mashudi, Minggu (19/4).

1.Mencegah penularan virus

Masker kain hasil produksi penjahit di Desa Sewulan, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun. Dok.IDN Times/Istimewa

Masker kain dinilai menjadi solusi untuk mencegah penularan virus melalui droplet atau tetesan cairan hidung dan mulut.Tak terkecuali dengan kemungkinan penyebaran COVID-19. Oleh karena itu, pemerintah telah mewajibkan pemakaian masker kepada warga setiap ke luar rumah untuk kepentingan yang tidak bisa ditinggalkan.

Bahkan, beberapa daerah telah memperketat pemakaian masker. Operasi dilakukan di beberapa titik perbatasan untuk menghindari pengguna jalan yang masuk tanpa masker.

2.Bahan baku disediakan BUMDes

Masker kain hasil produksi penjahit Desa Sewulan, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun. Dok.IDN Times/Istimewa-

Untuk itu, warga Desa Sewulan, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun mulai memproduksi masker kain secara bergotong royong. Setelah jadi, maka dibagikan kepada warga desa secara gratis. Ike Ratnawati salah seorang warga yang ikut membuat masker mengatakan bahwa koordinasi produksi dilakukan dengan BUMDes.

“Bahannya dari BUMDes, kami yang ikut membuat hanya menyumbangkan tenaga dan waktu,” ujar Ike ditemui terpisah.

3.Dibagikan gratis bagi warga desa

Masker kain hasil produksi penjahit di Desa Sewulan, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun. Dok.IDN Times/Istimewa

Untuk proses produksi, menurut dia, dapat dilakukan di rumah masing-masing penjahit atau di tempat usaha konveksi. Setelah jadi, masker dikumpulkan dan dibagikan kepada warga secara gratis bertahap. Adapun target produksi sebanyak 1.500 buah.  

Setiap warga, ia melanjutkan, minimal mendapatkan satu masker kain dari pemerintah desa. Masker jenis ini dapat dicuci dan dipakai kembali.

Editorial Team