Surabaya, IDN Times – Jalan raya di Jawa Timur (Jatim) sepanjang 2025 kembali menjadi saksi bisu rentetan tragedi. Dari jalur wisata pegunungan, ruas tol antarkota, hingga jalan arteri pantura, kecelakaan lalu lintas menelan korban jiwa dalam jumlah besar dan meninggalkan duka berkepanjangan. Bus pelajar, kendaraan keluarga, hingga angkutan umum terlibat dalam insiden yang sebagian besar dipicu kelalaian manusia, kondisi kendaraan yang tak laik jalan, serta medan jalan yang berisiko tinggi. Fakta di lapangan menunjukkan bahwa jalanan di Jatim masih jauh dari kata aman.
Sepanjang 2025, Polda Jatim mencatat adanya penurunan angka kecelakaan secara umum menurut data Operasi Ketupat Semeru (24 Maret–9 April), di mana total kasus turun sekitar 32 persen dibandingkan 2024 dan jumlah korban meninggal turun drastis sekitar 78 persen. Upaya preventif seperti penempatan titik rawan serta patroli bersama pemerintah daerah dinilai berkontribusi pada penurunan ini. Meskipun angka kecelakaan menurun selama Operasi Patuh Semeru 14–27 Juli, data menunjukkan bahwa korban meninggal dunia tetap meningkat dibandingkan periode serupa tahun sebelumnya.
Selain itu, meskipun fatalitas nihil pada hari pertama Operasi Zebra Semeru November 2025, kecelakaan kecil dan yang melibatkan sepeda motor masih sering terjadi, terutama di kawasan permukiman dan pada pengendara usia remaja.
