Dana Puslatkab Hanya Cover 10 Persen Pengeluaran Atlet Binaraga Malang

Malang, IDN Times - Setelah viral video para atlet binaraga Kabupaten Malang terpaksa mengkonsumsi ayam mati kemarin (tiren) karena dana Pemusatan Latihan Kabupaten (Puslatkab) Malang tidak cair, akhirnya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Malang dan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Malang mulai mencairkan dana Puslatkab Malang. Meskipun demikian, ternyata dana ini tidak bisa menutup seluruh pengeluaran para atlet binaraga yang memerlukan nutrisi untuk pembentukan otot.
1. Ternyata dana Puslatkab Malang hanya cover 10 persen pengeluaran atlet binaraga Kabupaten Malang

Ketua Persatuan Binaraga dan Fitnes Indonesia (PBFI) Kabupaten Malang, Indra Khusnul membenarkan jika dana Puslatkab Malang telah cair setelah audiensi di Ruang Anusapati Pendopo Agung Kabupaten Malang pada Senin (5/5/2025) siang. Namun, Indra mengungkapkan jika dana Puslatkab Malang ini tidak bisa mengcover seluruh pengeluaran para atlet binaraga.
"Sebenarnya dana dari Pemkab itu cuma mem-back up cuma 10 persen dari pengeluaran kita, sisanya kita sendiri (dana pribadi). Jadi kita punya 2 tempat latihan di Lawang dan Sumbermanjing Wetan, satu latihan itu untuk kita komersialkan dan satunya untuk penanganan atlet, hasil tempat latihan yang dikimersialkan kita subsidikan di situ (kebutuhan atlet)," terangnya saat dikonfirmasi pada Rabu (7/5/2025).
Indra tidak merinci berapa biaya Puslatkab Malang tahun ini, tapi ia mengatakan jika memang sejak tahun-tahun sebelumnya bahwa dana Puslatkab Malang hanya mengcover 10 persen pengeluaran atletnya. Ia membeberkan jika dana Puslatkab Malang tahun lalu hanya Rp600 ribu per 3 bulan, ditambah biaya transport sebesar Rp30 ribu.
"Laporan dari temen-temen atlet sudah ada yang cair, cuma tadi hanya uang transport malah gak ada 10 persen dari pengeluaran kita," ucapnya.
2. Indra membeberkan biaya atlet binaraga sangat mahal

Indra mengatakan jika untuk Porprov IX Jatim 2025, kebutuhan tiap atlet binaraga berbeda tergantung kelasnya. Ia mencontohkan untuk atlet dengan kelas berat badan 60 kilogram, memerlukan 1 kilogram daging sehari untuk kebutuhan protein hewani. Ini belum termasuk, makanan tambahan seperti serat pangan, karbohidratnya, multi-vitamin, sampai suplemen.
"Kalau untuk suplemen itu satu orang itu kurang lebih Rp 2-3 juta per bulan. Sedangkan atlet saya posisinya pelajar mahasiswa, uang saku mereka berapa, hanya Rp10 ribu kemarin, tidak cukup," bebernya.
Ia membeberkan jika memang pengeluaran untuk binaraga memang tidak terbatas, pasalnya nutrisi pembentukan otot tidak boleh terhenti meskipun kompetisi telah selesai. Pasalnya apabila konsumsi nutrisi terhenti, maka massa otot bisa turun.
"Binaraga tidak terhingga (biayanya), soalnya apa yang kita konsumsi itu masuk ke dalam tubuh semua. Kecuali cabor lain contoh kayak IMI (Ikatan Motor Indonesia), kurang dari Rp200 juta pun kelihatan fisiknya, berupa motor. Kalau kita berupa makanan, masuk ke dalam tubuh, multi-vitamin masuk ke dalam tubuh," tegasnya.
3. Indra mengungkapkan jika sejak lama atlet binaraga jadi anak tiri

Indra juga mengungkapkan jika dirinya sudah berkecimpung di dunia atlet binaraga sejak 2008, dan ia menjadi ketua pengurus cabang (pengcab) binaraga Kabupaten Malang sejak 2022, sementara PBFI Kabupaten Malang baru terbentuk pada 2025. Jadi sebelum cabor binaraga masuk di Persatuan Angkat Berat, Bina Raga, Angkat Besi Seluruh Indonesia (PABBSI).
Indra mengungkapkan jika sejak lama atlet binaraga di Kabupaten Malang menjadi anak tiri, ia berkali-kali mengajukan tambahan biaya Puslatkab Malang tapi tidak mendapatkan tanggapan. Menurutnya, kendali ada di Dispora Kabupaten Malang.
"Saya menyadari KONI itu hanya menyalurkan dan kendali ada di Dispora. Itu tadi kita sudah pressure KONI, terus KONI tidak bisa berbuat apa-apa, terus kita mau pressure siapa lagi, sedangkan cabor kita tidak punya bapak asuh yang mengerucut ke porprov tahun kemarin, karena wabup kemarin bilang silakan mencari bapak asuh, tapi tanpa rekomendasi dari pemerintah apa kita bisa. Saya sudah melatih, sudah menghidupi organisasi, masih diberi tugas lagi untuk mencari bapak asuh, tugas kita banyak, agak berat. Paling gak ada surat rekomendasi, tolong diajukan ke perusahaan si A, si B, kita bisa, tapi selama ini nggak ada," paparnya.
Namun, sejak kabar atlet binaraga Kabupaten Malang mengkonsumsi ayam tiren menjadi viral, ia mengungkapkan mulai banyak orang yang akhirnya peduli. Sehingga muncul orang-orang yang peduli dan mau memberikan bantuan kepada PBFI Kabupaten Malang.
"Kalau saat ini masih belum (makan ayam tiren lagi), dikarenakan kita mendapat beberapa perhatian dari beberapa pihak yang masih peduli dengan kami. Jadi untuk beberapa hari kedepan bisa (konsumsi ayam segar)," pungkasnya.