Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG-20251206-WA0070.jpg
Ketua Dewan Pengawas Perpamsi, Hasanuddin Kamal. (IDN Times/Khusnul Hasana)

Intinya sih...

  • 50 persen saluran PDAM di Aceh, Sumatra Utara, dan Sumatra Barat rusak akibat banjir.

  • Intake sumber air baku tertimbun lumpur, jaringan pipa hanyut terbawa banjir, dan kayu merusak pipa saluran air baku.

  • Pihak Perpamsi berusaha mencari sumber air baru dan pemulihan wilayah terdampak dengan target selesai sesegera mungkin.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Surabaya, IDN Times - Ketua Dewan Pengawas Persatuan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (Perpamsi), Hasanuddin Kamal menyebut hampir 50 persen saluran air baku milik perusahaan air minum daerah di wilayah Aceh, Sumatra Utara dan Sumatra Barat rusak akibat bencana banjir. Kini pihaknya telah melakukan perbaikan agar akses air baku bisa segera tersalurkan untuk korban bencana.

Hassanudin saat ditemui dalam acara Musyawarah Antar Perusahaan Air Minum Nasional (Mapamnas) di Hotel Whyhdam Surabaya, Sabtu (6/12/2025) mengatakan, pihaknya telah melakukan berbagai usaha agar saluran air baku di kawasan terdampak banjir bisa normal kembali.

"Kita sudah melakukan kerja penggalangan usaha untuk melakukan sesegera mungkin, setelah kegiatan ini melakukan kegiatan ke Sumatera dalam memberikan bantuan-bantuan yang dibutuhkan teman-teman yang ada di sana," ujarnya ditemui di Surabaya.

Hasanudin menyebut, hampir 50 persen intake sumber air baku tertimbun lumpur dampak banjir. Bahkan, ada juga jaringan pipa air baku hanyut terbawa banjir.

"Hampor 50 persen intake ya sumber air baku itu yang tertimbun. Jaringan pipaan air baku yang hanyut dibawa oleh batang kayu yang air dan batang kayu ya," ujarnya ditemukan di Surabaya.

Sejumlah gelondongan kayu juga merusak pipa-pipa saluran air baku di daerah terdampak. Akibatnya, saluran air baku untuk masyarakat pun terputus.

"Bukan cuman air tapi kan kayu-kayu ini yang banyak yang merusak. Andaikan mungkin cuman air, mungkin saja mereka pipa itu bisa bertahan. Tapi kalau dia dihajar dengan kayu, pasti lewat semua. Dan itu yang berat bagi mereka," ungkap dia.

Memenuhi kebutuhan air baku di daerah terdampak saat ini pihaknya tengah berusaha untuk mencari sumber air. Ia telah berkoordinasi dengan balai besar sungai di wilayah setempat.

"Pasti, pasti akan dicari. Apakah sumber di situ akan tetap, Tentu itu kewenangan dari balai-balai sungai yang ada di wilayah sana," jelasnya.

Saat ini balai besar sungai di wilayah Aceh, Sumatra Utara dan Sumatra Barat telah bekerja untuk melakukan pemulihan sementara. Sebagian wilayah sudah bisa mendapat air bersih.

Balai besar Smsungai itu sudah turun untuk melakukan eee pekerjaan-pekerjaan yang bisa dilakukan sehingga bisa memulihkan sementara. Masih ada ada yang belum, ada yang belum tapi sebagian sudah jalan.

Sejauh ini sudah sekitar 60 persen dari total kerusakan yang mulai pulih. Pihaknya menargetkan, pemulihan akan selesai sesegera mungkin. "Aceh sudah mulai pulih. Yang masih berat ini Sumatera Utara dengan Padang," kata Hasanudin.

Editorial Team