Surabaya, IDN Times - Di dalam surat dakwaan salah satu muncikari kasus prostitusi online terkuak fakta bahwa VA pernah juga dipesan oleh salah satu menteri. Pernyataan ini tertera dalam surat dakwaan nomor perkara 915/Pid.sus/PN Sby dengan terdakwa N yang dibacakan oleh Jaksa Penuntut Umum, Kamis (5/4). Mendengar hal ini, kuasa hukum VA mengaku tidak tahu menahu.
Salah satu kuasa hukum VA, Rakhmat Santoso mengatakan bahwa VA belum pernah menceritakan pesanan dari salah satu menteri tersebut. Sehingga Rakhmat pun tidak mengetahui siapa sosok sang menteri yang dimaksud dalam surat dakwaan."Saya gak ngerti," ujar Rakhmat ketika dihubungi IDN Times, Jumat (5/4).
Ia mengatakan bahwa hubungan VA dengan menteri tersebut tidak berkaitan dengan berita acara pemeriksaan (BAP) milik VA. Rakhmat yang menjadi kuasa hukum VA untuk perkaranya pun tidak tahu menahu dengan dakwaan yang ditujukan kepada pihak lain.
"Yang saya tahu ini kan kontraknya untuk jadi MC di Sutos. Nah setelah itu perkembangannya malah dibelokkan ke prostitusi. Perkaranya kan ITE juga tentang foto yang dikirimkan VA ke terdakwa lain. Terkait yang lainnya saya gak ngerti," jelasnya.
Rakhmat menegaskan bahwa timnya saat ini masih fokus untuk menyiapkan persidangan VA yang akan dimulai dalam waktu dekat. Seperti yang diketahui, berkas VA telah dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri Surabaya dan VA pun ditahan di Rumah Tahanan Klas 1 Surabaya.
"Saya belum dapat jadwal sidangnya. Tapi semoga cepat ya. Lebih cepat lebih baik. Ini masalah kemanusiaan," tutupnya.
Sebelumnya, JPU Winarko membacakan surat dakwaan N, salah satu muncikari kasus prostitusi online tersebut. Pada poin 2, Winarko mengatakan bahwa VA sempat ditawari oleh terdakwa untuk menemani makan malam salah satu menteri.
"Yang menanyakan apakah artis yang bernama VA bisa diajak untuk menemani kliennya yang katanya seorang menteri untuk diajak dinner atau mimican (mimik mimik cantik)," ucap Winarko.
Namun rupanya ajakan dari menteri tersebut ditolak oleh VA. Berdasarkan surat dakwaan, VA melalui tersangka muncikari lain, F mengaku tidak menerima pesanan sebagai teman dinner.
"Saksi VA tidak mau menerima job dinner atau mimican tapi maunya langsung ngamar atau menemani di dalam kamar (booking out)," tutur Winarko.