Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Dua narasumber nonton bareng Film Dirty Vote yakni Sutradara Dandhy Laksono (kanan) dan Pakar Hukum Tata Negara Feri Amsari (kiri). (IDN Times/Putra).

Surabaya, IDN Times - Nonton bareng dan diskusi Film Dirty Vote pada Rabu (21/2/2024) di Auditorium Benediktus Universitas Katolik Widya Mandala (UKWM) Surabaya, ditutup dengan closing statement yang berkelas dari dua narasumber yakni Sutradara Dandhy Laksono dan Pakar Hukum Tata Negara Feri Amsari.

Dandhy sebagai sutradara mendapat giliran pertama untuk memberikan closing statementnya. Ia pun mengomentari isu tentang nepotisme yang dimana oleh para teman-teman aktivisnya berusaha diusir secara mati-matian semenjak orde baru.

Namun di rezim kali ini nepotisme justru kembali diadopsi dan parahnya lagi hal tersebut dinormalisasi tanpa rasa malu. Sejujurnya, lanjut Dandhy, kembalinya budaya nepotisme di Indonesia dapat terjadi akibat adanya fenomena sosiologi. 

Yakni selama kita masih mengurusi segala sesuatu dengan memilih jalur pintas, selagi kita masih menganggap normal bahwa untuk masuk ke sebuah perusahaan memerlukan orang dalam serta suap, dan selama kita menganggap normal bahwa untuk dapat masuk akmil atau akpol harus punya referensi dari jenderal. 

Editorial Team

Tonton lebih seru di