Cerita Korban Selamat Longsor Bali Menewaskan 4 Warga Magetan

Magetan, IDN Times – Tragedi tanah longsor di Jalan Kendedes, Ubung Kaje, Denpasar Utara, Bali, pada Senin (20/1/2025) pagi meninggalkan luka mendalam bagi warga Desa Pragak, Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan. Empat orang menjadi korban jiwa, sementara satu-satunya yang selamat, Franky Putra Pramono, membagikan kisah mencekamnya.
1. Malam sempat turun hujan

Franky, adik dari salah satu korban, Didik Setiawan, mengungkapkan detik-detik sebelum longsor terjadi. Saat itu, ia berada di kamar kost bersama empat rekannya. "Kami baru bangun tidur. Dua orang masih rebahan main ponsel. Saya dan keponakan keluar kamar," ungkapnya usai menghadiri pemakaman para korban, Rabu (22/1/2025).
Ia menceritakan, meskipun hujan sempat turun malam sebelumnya, pagi itu cuaca tampak cerah hingga suara runtuhan tiba-tiba terdengar. "Saya dan keponakan langsung lari menyelamatkan diri, tetapi mereka yang di dalam kamar tidak sempat menghindar," ujar Franky.
Kejadian berlangsung begitu cepat, membuatnya tak sempat menolong rekan-rekannya yang tertimbun reruntuhan.
2. Kehilangan yang berat

Empat korban longsor adalah pekerja bangunan yang sedang mengerjakan proyek pemasangan paku bumi. Salah satu korban, Sarif (50), meninggalkan duka mendalam bagi keluarganya. Firman, kerabat dekat Sarif, mengungkapkan kepergian almarhum sangat mengejutkan.
"Sarif merantau jauh demi tuntutan ekonomi. Kehilangan ini sangat berat bagi kami," ucap Firman dengan suara bergetar.
Firman juga menyampaikan harapannya agar ada upaya pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang. "Kami mohon perhatian dari pihak terkait untuk mengantisipasi bencana seperti ini," tambahnya.
3. Isak tangis di pemulangan jenazah

Sebelumnya diberitakan, isak tangis keluarga dan pelayat menyambut kedatangan empat jenazah korban longsor di Magetan pada Rabu (22/1/2025) pukul 11.00 WIB. Keempat jenazah tiba dalam peti mati yang diantar dengan ambulans.
Tangisan haru berubah pecah menjadi histeris ketika salah satu keluarga memanggil nama korban tanpa henti. Suasana semakin emosional saat peti mati dibuka, hingga beberapa keluarga harus ditenangkan.
Keempat korban, yakni Didik Setiawan (25), Dwi Lintang Bagus (25), Sarif (50), dan Kisno (50), berasal dari Dukuh Sruwuh Jombok, Desa Pragak, Kecamatan Parang. Peristiwa ini meninggalkan luka yang dalam bagi keluarga dan masyarakat setempat.