Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Siswa SDN 1 Pragak menikmati menu MBG pertama kali. IDN Times/Riyanto.
Siswa SDN 1 Pragak menikmati menu MBG pertama kali. IDN Times/Riyanto.

Intinya sih...

  • Ayam disimpan untuk ayah Bayu

  • Program makan gratis di sekolah

  • Makna kebersamaan dalam sepiring ayam

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Magetan, IDN Times – Lonceng penanda jam istirahat berbunyi nyaring di SDN 1 Pragak, Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan, Rabu (24/9/2025) pagi. Anak-anak berlarian menuju depan kantor guru, tempat nampan-nampan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sudah berjejer. Hari itu spesial: 58 porsi nasi, sayur, buah, lengkap dengan lauk ayam dan tahu siap disantap.

Di antara riuh rendah tawa dan sendok beradu dengan tempat makan dari aluminium, ada seorang bocah yang diam-diam menyimpan cerita trenyuh, Dinar Eko Bayu (11), siswa kelas V.

1. Ayam jarang ada di rumah

Bayu saat memasukkan sebagian nasi sayur dan sebagian besar lauk ayam ke kotak makanya untuk bapak. IDN Times/Riyanto.

Saat teman-temannya lahap menghabiskan lauk ayam, Bayu memilih menyisihkannya ke dalam kotak makan yang ia bawa dari rumah. Ia hanya makan sedikit, sisanya ia simpan hati-hati.

"Untuk bapak di rumah nanti,” kata Bayu lirih, matanya berbinar polos.

Sejak dua tahun lalu, Bayu hanya tinggal berdua bersama ayahnya, Mujianto, setelah sang ibu, Anis Triani, berpulang. Hidup sederhana membuat mereka terbiasa makan seadanya.

"Biasanya yang masak bapak, lauknya tempe atau tahu. Ayam jarang sekali,” lanjut Bayu.

2. Masih enak masakan nenek

Siswa SDN 1 Pragak menikmati menu MBG pertama kali. IDN Times/Riyanto.

Program MBG hari itu menghadirkan menu sehat tanpa banyak bumbu instan. Anak-anak lain ramai membandingkan rasanya dengan masakan rumah. Ada yang bilang enak masakan nenek, ada yang menyebut mirip masakan ibu, bahkan ada yang menyamakan dengan masakan Bu Narti, guru pemilik kantin sekolah.

Bayu ikut tersenyum mendengarnya, tapi di balik itu ada rasa rindu yang tak terucapkan. Sejak kepergian ibunya, ia tak lagi merasakan sentuhan masakan seorang ibu di meja makan rumahnya.

3. Ayam untuk kebersamaan

Bayu sisakan ayam, nasi dan sayur untuk dimakan dengan bapak di rumah. IDN Times/Riyanto.

Bagi Bayu, sepotong ayam bukan sekadar lauk. Itu adalah hadiah kecil yang bisa ia bawa pulang, agar malam nanti ia bisa makan bersama ayahnya.

Di tengah program pemerintah yang ingin memberi gizi pada anak sekolah, Bayu justru mengingatkan bahwa ada makna lain di balik sepiring makanan—tentang kehilangan, tentang rindu, dan tentang cinta sederhana seorang anak untuk ayahnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team