Cegah Masalah Mental, Remaja Surabaya Punya Platform Heroremaja

Surabaya, IDN Times - Remaja di Surabaya meluncurkan platform Instagram Heroremaja.id, Sabtu (22/2/2025). Platform tersebut sebagai upaya mencegah masalah mental yang dialami oleh remaja di Surabaya akibat bersosial media.
Heroremaja.id diinisiasi oleh remaja di Surabaya bekerjasama dengan Yayasan PLATO yang berkolaborasi dengan Pemerintah Kota Surabaya dan didukung UNICEF. Heroremaja.id sebagai respon atas maraknya remaja yang mengalami kesehatan mental akibat terlalu larut dalam bermain media sosial.
Teknologi komunikasi dan informasi saat ini terus berkembang pesat dengan internet dan media sosial sebagai sebuah fenomena baru dalam berkehidupan. Semua sektor serta berbagai kelompok umur memakainya sebagai bagian tak terpisahkan dalam menjalani kehidupan. Untuk bisa aman di ruang digital, butuh kecerdasan dan bijak mengunakan berbagai platform yang dipilih.
Badan Pusat Statistik mengindikasikan bahwa 79.66 persen rumah tangga di Jawa Timur memiliki akses internet. Disisi lain, kepemilikan gawai dan sosial media pada kalangan usia 16–24 tahun mencapai 93.3 persen dan 90.7 persen Sebagian besar usia anak juga menggunakan gawai untuk online.
Tentunya kondisi tersebut berdampak pada perubahan sosial terutama dari sisi gaya hidup dan pola interaksi melalui komunikasi di ranah daring. Selain berbagai manfaat yang bisa dinikmati, terdapat juga risiko yang hadir mewarnai dunia online, khususnya pada anak dan remaja.
Kepala Program Perlindungan Anak UNICEF Milen Kidane mengatakan, dibutuhkan pondasi kuat untuk bisa aman dan memastikan selamat di ruang digital. Apalagi disrupsi digital berjalan begitu cepat. Dibutuhkan juga kolaborasi yang baik antara orang tua dan anak dalam memasuki ruang digital.
“Butuh komitmen untuk bijak dan cerdas dalam ruang digital dan bermedia sosial, butuh dialog yang baik antara orang tua dan anak,” kata Milen di sela-sela Launching Instagram heroremaja.id di Gedung Siaola Surabaya, Sabtu (22/2/2025).
Ia melanjutkan, ancaman adanya kekerasan dan eksploitasi seksual terhadap anak online atauOnline Child Sexual Exploitation and Abuse (OCSEA) banyak terjadi d berbagaii platform media sosial. Orang tua juga bisa menjadi contoh bagi anak-anaknya.
“Dalam beberapa tahun terakhir marak terjadi cyberbullyng, sexting, grooming, scams (penipuan) dan kejahatan online lainnya yang berdampak terhadap kesehatan mental anak dan remaja,” katanya,
Ia melanjutkan, berbagai modus dan pola yang beragam dilakukan oleh orang dewasa untuk menjerat anak sebagai korban kekerasan seksual online. Namun, ditengarai hingga 56 persen anak tidak pernah menceritakan insiden yang dialami kepada siapapun.
“Perlunya mendorong para pengguna internet dan media sosial khususnya anak untuk menikmati segala manfaatnya dan mengurangi berbagai risikonya melalui edukasi safe online atau internet aman,” sambungnya.
Ketua Organisasi Pelajar Surabaya Safika mengatakan, anak-anak memahami banyak perubahan besar dalam bermedia sosial. Bahkan, perkembangan zaman membuat anak-anak punya akun media sosial lebih dari satu. “Untuk keamanan digital, termasuk juga lebih privasi,” ungkapnya.
Ketua Forum Anak Kota Surabaya Monita Rizki Taufani menjelaskan, anak-anak juga membutuhkan ruang aktualisasi. Sehingga mereka memakai ruang digital, termasuk berbagai platform di media sosial sebagai bagian dari perkembangan diri. “Untuk sosial branding juga, jadi harus tepat dan benar,” jelasnya.
Ketua Duta Insan Surabaya Rakha Zaki Trinaldy mengatakan, ruang pertemanan di media sosial bagi anak sangat penting. Sehingga ada interaksi yang bisa dilakukan untuk bisa menambah pertemanan. “Jadi penting untuk bisa aman dan nyaman dalam media sosial,” tegasnya.
Direktur PLATO Foundation Dita Amalia menambahkan, pada platform tersebut Plato Foundation akan berperan membantu menanangai masalah mental pada remaja yang melapor ke Heroremaja.id. PLATO juga akan bersama-sama membuat konten yang berkaitan dengan kesehatan mental remaja.
"Ketika mereka punya masalah mereka enggak boleh self diagnose, tidak boleh tapi kita nanti kita akan bangun referral sistem untuk ke psikolog atau psikiater," ungkapnya
PLATO juga sudah bekerjasama dengan Ikatan Psikologi Klinis (IPK) untuk menangani laporan-laporan yang masuk melalui platform Heroremaja.id. "Kebetulan Plato sudah MoU denga himpunan IPK," pungkas dia.