Catat, Ini Alur Lengkap Tes Virus Corona di RS Universitas Airlangga

Surabaya, IDN Times - Universitas Airlangga ditunjuk oleh Presiden Republik Indonesia Joko "Jokowi" Widodo sebagai salah satu lembaga yang berwenang untuk melakukan tes virus corona. Pemeriksaan tersebut dilakukan di Insititut of Tropical Disease (ITD). Untuk mempercepat langkah, Unair juga memiliki Poli Khusus Virus Corona yang berada di Rumah Sakit Unair.
Untuk melakukan tes virus corona di Poli Khusus RSUA, terdapat beberapa tahap yang harus dilalui, mulai administrasi, screening, isolasi, hingga tes swab. Berikut informasi lengkap seputar pemeriksaan virus corona di RSUA Surabaya.
1. Poli Khusus virus corona tersedia di RSUA

Poli Khusus RSUA terletak di bagian paling timur komplek RSUA. Pintu masuk poli ini pun dibuat terpisah dari pintu masuk pasien lain, baik umum maupun Instalasi Gawat Darurat (IGD). Tulisan "Poli Khusus" tercetak dengan besar berwarna magenta dan kuning sehingga cukup mencolok agar warga yang hendak memeriksakan diri langsung bisa menemukan tempat tersebut.
"Kami ingin menekankan bahwa pemeriksaan virus corona ini dibuat terpisah. Jadi masyarakat tak perlu khawatir akan tertular. Pintu masuknya saja berbeda," ujar Ketua Satuan Tugas Corona Prastuti Asta Wulaningrum dr., Sp.P., Senin (16/3).
Poli ini sudah dapat dikunjungi sejak pukul 07.30 WIB. Di ruangan itu, pendaftar mengisi daftar hadir dan mengambil nomor antrean yang diberikan oleh security. Mereka kemudian akan diproses ke sesi selanjutnya berdasarkan nomor urut masing-masing. Hanya saja, RSUA sudah membatasi pendaftar hanya 100 orang per hari. Jika sudah terlanjur datang di urutan 100 ke atas, maka pendaftar akan diarahkan untuk pemeriksaan keesokan harinya.
2. Para pendaftar akan melakukan proses administrasi terlebih dahulu

Tahap pertama adalah pengisian administrasi. Pendaftar harus mengisi form yang berisi sejumlah bertanyaan. Beberapa pertanyaan penting akan menentukan status pendaftar berikutnya antara lain apakah pernah kontak dengan pasien positif virus corona, apakah pernah berpergian ke negara terjangkit virus corona, dan apakah memiliki sejumlah gejala infeksi virus corona.
"Apabila gejala itu ada yang dialami maka ke sesi berikutnya. Apakah perlu periksa di laborat atau foto toraks," lanjut Prastuti.
Jika pendaftar tidak pernah kontak ke pasien, tidak pernah ke negara terjangkit, dan tidak mengalami gejala dalam intensitas berat, maka pendaftar dinyatakan sehat atau low risk.
3. Tahap berikutnya adalah screening hingga foto toraks

Jika kriteria terpenuhi, maka pendaftar akan melakukan tahap selanjutnya yaitu screening. Dokter akan memeriksa kesehatan pendaftar. Terdapat dua pemeriksaan utama yaitu laboratorium dan foto toraks.
Foto toraks ini cukup menentukan karena infeksi virus corona akan menyerang paru-paru hingga meradang. Dalam pelaksanaan foto toraks dibutuhkan setidaknya 4 jam hingga hasil keluar.
Setelah hasil laboratorium dan foto toraks keluar, dokter akan menyerahkan hasilnya ke sebuah tim. Tim ini lah yang akan menentukan apakah pasien tergolong Orang Dalam Pantauan (ODP) atau Pasien Dalam Pengawasan (PDP).
"Yang menentukan statusnya ini bukan dokter itu sendiri, tapi sebuah tim. Jadi ada tim khususnya," lanjut Prastuti.
4. Pasien ODP bisa rawat jalan atau diisolasi di RS

Perlu diketahui, ODP adalah orang-orang yang pernah berpergian ke negara terjangkit virus corona namun yang bersangkutan belum menunjukkan gejala sakit. ODP ini diberi pilihan mau diisolasi di RS atau di rumah. Tapi jika gejala yang ditunjukkan cukup berat maka dianjurkan untuk diisolasi di RS.
Jika dirawat di RS, maka pasien akan ditempatkan dalam ruang isolasi biasa yang berisi beberapa orang dalam satu ruangan. RSUA memiliki beberapa ruangan isolasi jenis ini yang total mampu menampung sekitar 10 orang.
"Yang diisolasi di RS diutamakan untuk ODP yang berpotensi mengarah ke PDP. Memang cukup rumit untuk memetakan kategorinya," terang Prastuti.
Sementara jika ingin melakukan isolasi mandiri secara pribadi, maka RSUA alan bekerja sama dengan Dinas Kesehatan melalui Puskesmas untuk melakukan pemantauan perkembangan si ODP.
5. PDP diisolasi dalam ruangan khusus

Selanjutnya, pasien yang tergolong PDP dan dipastikan sudah mengalami gejala penyakit Covid-19 dan akan diisolasi dan ruang isolasi khusus bertekanan negatif. Ruangan itu terletak di lantai 4 RSUA. Satu ruangan isolasi hanya untuk satu orang saja. Saat ini, RSUA memiliki tiga ruang isolasi khusus siap pakai. Sementara satu ruang lainnya sedang dalam tahap persiapan.
Jika seseorang sudah masuk dalam kategori PDP, maka petugas medis akan memakai seperangkat Alat Pelindung Diri (APD) berupa sarung tangan, masker N-95, baju hazmat, dan face shield.
"Karena virus ini kan menularnya via droplet ya. Jadi pakai face shield agar tidak terkena percikan dari droplet itu," jelas Prastuti.
6. Tes swab untuk memastikan virus corona

Untuk memastikan terjangkitnya virus corona, para dokter akan melakukan tes swab. Tes swab merupakan pengambilan spesimen lendir di saluran pernafasan yang kemudian diteliti apakah mengandung virus corona atau tidak.
Prastuti mengatakan, tes swab awalnya wajib dilakukan untuk PDP saja. Sementara ODP akan ditawarkan apakah hendak tes swab atau tidak. Tapi saat ini, PDP dan ODP akan dites swab secara keseluruhan.
Nantinya, hasil tes swab akan diserahkan ke Institut of Tropical Disease (ITD) Unair. Laboratorium ITD ini lah yang memiliki alat dan reagen untuk mendeteksi kandungan virus corona dalam spesimen lendir pasien.
7. Jika positif, hasil diumumkan pemerintah pusat

Tes virus corona di ITD Unair hanya membutuhkan waktu beberapa jam saja. Setelah keluar, hasil tes tersebut akan diserahkan ke tim dokter. Tim ini lah yang akan menentukan apakah pasien positif corona atau tidak. Proses interpretasi dan penentuan dokter memerlukan waktu sekitar dua hari.
Setelah konfirmasi virus corona pasien diputuskan, hasilnya akan diberitahukan ke pihak RSUA dan diserahkan ke Pemerintah Kota Surabaya. Jika hasilnya positif, nantinya Pemkot Surabaya yang akan menyerahkan ke pemerintah pusat. Pasalnya, yang berwenang untuk mengumumkan pasien positif corona adalah juru bicara penangaan COVID-19, Achmad Yurianto.
Sedangkan jika hasilnya negatif, maka pasien yang sakit akan dirawat sesuai dengan penyakit sebenarnya. Sementara pasien yang sudah sehat bisa disilahkan pulang.
8. Pemeriksaan gratis jika ber-KTP Surabaya

Tes virus corona di ITD Unair sebenarnya bisa dilakukan dari rumah sakit mana saja. Pasien hanya tinggal melakukan tes swab di rumah sakit rujukan pemerintah, lalu tes swab diteliti di ITD Unair.
Namun, pemeriksaan virus corona di RSUA memang relatif lebih singkat karena telah tersedia poli khusus yang fokus menangani pasien-pasien tersebut. Poli seperti ini belum diterapkan di banyak rumah sakit.
Akan tetapi, pemeriksaan virus corona juga tidak serta merta selesai dalam beberapa jam saja. Prastuti mengaku banyak pasien yang mengeluh proses lama dan antrean yang panjang.
"Mohon maaf sekali. Karena memang peminatnya banyak sekali. Kami kan tetap berusaha bekerja dengan optimal. Memang normalnya seperti itu," tuturnya.
Sementara untuk biaya, pasien yang masuk dalam kategori PDP dan memiliki Kartu Tanda Penduduk (KTP) Surabaya akan ditanggung oleh Pemkot Surabaya. Sedangkan di luar ketentuan tersebut akan dikenakan biaya pribadi. Namun pihak RSUA belum berkenan menyampaikan berapa biaya yang dibebankan.
