Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG-20250914-WA0039.jpg
Kondisi bus yang mengalami kecelakaan. Dok. Satlantas Polres Probolinggo.

Intinya sih...

  • KNKT turun tangan untuk investigasi mendalam terkait kecelakaan bus pariwisata di jalur Bromo yang menewaskan delapan orang.

  • Gubernur Jawa Timur Khofifah menyoroti kegagalan sistem keselamatan jalan raya dan kondisi geografis jalur Bromo yang rawan.

  • Khofifah menekankan perlunya pembangunan jalur penyelamat sebagai opsi terakhir bagi kendaraan yang mengalami rem blong di jalur tersebut.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Surabaya, IDN Times - Kecelakaan bus pariwisata yang menewaskan delapan orang termasuk tenaga kesehatan (nakes) asal Jember di jalur Bromo, Minggu (14/9/2025), memantik reaksi keras dari berbagai pihak. Tak hanya Polres Probolinggo yang bergerak cepat, kini Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) dipastikan turun gunung melakukan investigasi mendalam.

Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menegaskan, tragedi yang merenggut nyawa delapan orang dan melukai puluhan penumpang ini bukan sekadar musibah biasa. Menurutnya, ada indikasi kegagalan sistem keselamatan jalan raya yang harus segera dievaluasi.

"Sekarang sedang dilakukan investigasi oleh tim Lantas Polres Probolinggo. Juga sudah dikoordinasikan dengan Balai Besar Jalan Nasional karena jalan ini adalah jalan nasional. Dalam waktu dekat KNKT juga akan turun,” ujarnya dalam keterangan yang diterima Selasa (16/9/2025).

Khofifah menyoroti kondisi geografis jalur Bromo yang dikenal rawan karena turunan panjang dan tikungan tajam. Di sejumlah daerah, kata dia, jalur seperti ini biasanya dilengkapi jalur penyelamat yang dipenuhi pasir sebagai opsi terakhir bagi kendaraan yang mengalami rem blong. Namun, fasilitas vital itu nyatanya belum tersedia di titik kecelakaan maut Probolinggo.

"Kalau kita melihat di beberapa daerah ada jalur khusus, bisa ke kanan atau ke kiri, yang diisi pasir. Itulah jalur penyelamat. Fungsinya, jika kendaraan rem blong, sopir bisa mengarahkan ke jalur itu sehingga tidak membahayakan,” kata Khofifah.

Khofifah menambahkan, rekomendasi pembangunan jalur penyelamat akan menunggu hasil evaluasi KNKT. Namun, desakan muncul agar pemerintah pusat segera menindaklanjuti sebelum korban bertambah di kemudian hari.

Editorial Team