Lumajang, IDN Times - Bupati Lumajang, Indah Amperawati Masdar menyampaikan apresiasi pada masyarakat yang cepat tanggap saat banjir lahar dingin dan awan panas menerjang pemukiman warga. Pasalnya, masyarakat segera mengungsi ketika erupsi Gunung Semeru terlihat.
"Yang penting itu adalah manusianya, masyarakat harus waspada. Mitigasi kita sudah bagus dan berhasil, karena dalam jangka waktu dari status Waspada itu jam 16.00 WIB kemudian ke status Awas itu satu jam kemudian atau jam 17.00 WIB, tapi masyarakat sudah mengungsi semua. Ini menunjukkan bahwa mitigasi kita sudah berhasil," terangnya saat meninjau kondisi di Dusun Sumbersari, Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang pada Kamis (20/11/2025).
Ia menjelaskan jika saat titik pengungsian berada di beberapa lokasi, ia mengatakan jika masyarakat di Kecamatan Candipuro kebanyakan mengungsi di rumah sanak saudara di zona aman. Tapi pihaknya juga menyediakan pengungsian di kantor kelurahan hingga bangunan sekolah dasar.
"Sementara yang tidak ada keluarga, kita tampung di kantor kecamatan Candipuro. Kalau di Pronojiwo ada beberapa tempat salah satunya di SDN Supiturang 4," pungkasnya.
Berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang melaporkan jika sebanyak 807 orang mengungsi akibat erupsi Gunung Semeru pada Rabu (19/11/2025). Detailnya ada 308 laki-laki, 348 perempuan, 53 balita, 29 lansia, 2 ibu hamil, 66 anak-anak, dan 1 orang sakit.
Kondisi ini jelas berbeda dengan saat erupsi Gunung Semeru pada tahun 2021 lalu. Saat itu, jumlah korban tewas mencapai 57 orang, sementara 22 lainnya dinyatakan hilang.
