Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

Surabaya, IDN Times - Bencana kekeringan yang menimpa Provinsi Jawa Timur sudah berlangsung selama berminggu-minggu. Namun rupanya fenomena tersebut belum dapat teratasi secara sepenuhnya. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Jatim, Suban Wahyudiono menuturkan bahwa saat ini pihaknya telah berupaya maksimal untuk membantu masyarakat untuk mendapatkan air bersih.

1. Daerah kritis tidak akan naik tingkat

Dok. BNPB

Suban menjelaskan bahwa terdapat tiga tingkatan kekeringan yaitu kekeringan langka terbatas, kekeringan langka, dan kekeringan kritis. Untuk kekeringan langka terbatas dan kekeringan langka, Suban mengaku kondisi tersebut dapat diatasi dengan pengeboran dan pembangunan embung air. "Jadi nanti masyarakat dapat mengakses air lagi dari potensi-potensi air yang sudah kita bor misalnya," jelasnya ketika dihubungi IDN Times, Sabtu (15/9).

Namun lain hal dengan kekeringan kritis, kondisi daerah yang mengalami kekeringan kritis berarti tidak ada lagi potensi air yang tersisa di daerah tersebut. Dalam kasus ini, berarti pemerintah tidak dapat mengebor atau membuat saluran air di sekitar daerah tersebut untuk mengatasi kekeringan. "Makanya daerah yang kritis itu selesainya ya nanti ketika musim kemarau selesai. Tidak bisa diberi sumber air," terangnya

2. Daerah kritis bukan prioritas utama pembangunan saluran air

Editorial Team

Tonton lebih seru di