Bocah 13 Tahun yang Hanyut di Bengawan Solo Ditemukan Meninggal

- Ditemukan mengambang 3 kilometer dari lokasi hanyut
- Tangis pecah di rumah duka
- Operasi SAR ditutup
Ngawi, IDN Times – Pencarian bocah 13 tahun yang dilaporkan hanyut di Sungai Bengawan Solo akhirnya membuahkan hasil. Dheta Thryszia Raditya, siswa kelas 7 SMP Negeri 1 Ngawi, ditemukan sudah dalam kondisi meninggal dunia oleh tim SAR gabungan pada Selasa (1/7/2025) pagi, sekitar pukul 08.00 WIB.
Korban, warga Desa Selopuro, Kecamatan Pitu, Kabupaten Ngawi, sebelumnya dilaporkan hanyut pada Senin (30/6/2025) siang, saat bermain bersama empat temannya di aliran sungai Bengawan Solo, wilayah Desa Megeri, Kecamatan Kradenan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.
1. Ditemukan mengambang 3 kilometer dari lokasi hanyut

Jasad Dheta ditemukan warga yang sedang mencari ikan di sungai, tepatnya di aliran Bengawan Solo yang masuk wilayah Desa Kerek, Kecamatan Ngawi, Kabupaten Ngawi—sekitar tiga kilometer dari lokasi awal korban hanyut. Temuan tersebut langsung dilaporkan ke tim SAR yang sejak kemarin melakukan pencarian.
"Korban ditemukan mengambang oleh warga, dan langsung kami evakuasi ke Puskesmas Ngawi Purba untuk proses visum, sebelum dibawa ke rumah duka," kata Sutikno, salah satu anggota tim SAR gabungan.
2. Tangis pecah di rumah duka

Suasana duka menyelimuti rumah keluarga korban di Desa Selopuro. Sang ayah, Catur Haryanto (41), tak kuasa menahan tangis saat jasad anak semata wayangnya tiba di rumah duka. Hal serupa juga tampak pada sang ibu, Felya Dyah Trisnawati (36), dan kerabat yang terus menangis histeris.
Kepala Desa Selopuro, Sunarno, menyampaikan bahwa pihak keluarga menerima kejadian ini sebagai musibah. "Setelah dilakukan pencarian dari kemarin, korban akhirnya ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Keluarga sudah mengikhlaskan," ujarnya.
3. Operasi SAR ditutup

Dengan ditemukannya jasad korban, operasi pencarian resmi dihentikan. Peristiwa ini menjadi pengingat akan pentingnya pengawasan terhadap anak-anak saat beraktivitas di sekitar sungai, terlebih di musim kemarau saat debit air bisa tampak menurun namun arus tetap berbahaya.