Nganjuk, IDN Times - Berjarak 90 kilometer dari pusat Kabupaten Nganjuk, terhampar 600 hektar lahan tanaman porang. Butuh waktu dua jam untuk mencapai wilayah tersebut. Jalan bebatuan kian menghambat waktu tempuh. Bila hujan deras mengguyur Nganjuk, bisa dipastikan genangan air di sela bebatuan menjadi “teman” perjalanan.
Sedikit yang tahu bila Nganjuk memiliki “emas” di tengah hutan. Porang merupakan tanaman serba guna yang memiliki nilai jual tinggi. Potensinya baru terungkap sekitar 34 tahun silam.
“Budi daya porang sudah ada sejak 1985. Awalnya ini tanaman liar biasa sampai ada tengkulak yang datang minta dicarikan tanaman seperti ini. Mereka (para tengkulak) siap bayar segini segini untuk sejumlah porang,” kata Dudung Kuswanto yang merupakan petani porang sekaligus Kepala Desa Bendosari, Nganjuk, Minggu (10/3).