Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Video viral atlet binaraga Kabupaten Malang olah ayam tiren untuk dikonsumsi. (IDN Times/Istimewa)

Malang, IDN Times - Nasib miris dialami oleh para atlet binaraga Kabupaten Malang yang tengah mempersiapkan kejuaraan Porprov IX Jatim 2025. Karena kekurangan biaya, mereka sampai harus makan ayam mati kemarin (tiren) untuk memenuhi nutrisi pembentukan otot.

1. Pemkab Malang sebut ada keterlambatan pencairan anggaran, disebut para atlet kecewa

Pertemuan Pemkab Malang dengan Dispora, KONI, dan perwakilan cabor. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Malang, Nurman Ramdansyah langsung mengumpulkan jajaran Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Malang, Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Malang, dan perwakilan masing-masing cabang olahraga (cabor) pada Porprov Jatim 2025 usai viral atlet binaraga yang mengkonsumsi ayam tiren. Perkumpulan ini dilakukan di Ruang Anusapati Pendopo Agung Kabupaten Malang pada Senin (5/5/2025) siang.

Dalam pertemuan tersebut, Nurman mengungkapkan jika video viral binaraga Kabupaten Malang mengkonsumsi ayam tiren merupakan bentuk protes karena anggaran untuk Pemusatan Latihan Kabupaten (Puslatkab) Malang tidak cair. Ini mengakibatkan para atlet harus menggunakan dana pribadi yang terbatas, dan mereka hanya mampu membeli ayam tiren untuk kebutuhan protein. Padahal untuk membentuk otot binaraga, membutuhkan waktu kurang lebih 1 bulan dengan latihan dan pemenuhan nutrisi, tidak bisa instan.

"Ya tadi anggaran kita memang sedikit terlambat, semua sebetulnya proses pencairan anggaran pemerintah tidak bisa sak-deg sak-nyek (cepat), harus ada proses, sehingga sedikit terlambat. Tapi Alhamdulillah tadi hari ini sudah bisa cair semua, termasuk binaraga, sudah bisa kita cukupi," terangnya.

Nurman tidak membeberkan secara berapa detail anggaran yang cair untuk Puslatkab Malang. Menurutnya saat ini masih proses pencairan karena mereka juga masih mendata nomor rekening setiap atlet yang jumlahnya sekitar 900 orang dari 62 cabor.

"Kalau saya lebih pada komunikasi yang sedikit terhambat antara pengurus cabang, bahasanya seperti itu. Komunikasinya harus lebih diperbaiki," jelasnya.

2. Pemkab Malang bilang biaya Puslatkab Malang mencapai Rp3 miliar

Editorial Team