Sidoarjo, IDN Times - Jumlah korban akibat ambruknya bangunan Pondok Pesantren Al Khoziny, Buduran, Sidoarjo, terus bertambah. Hingga Selasa (30/9/2025) pagi, total ada 102 jiwa yang terdata sebagai korban dalam musibah tersebut.
Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari menjelaskan, dari jumlah tersebut 91 orang berhasil menyelamatkan diri secara mandiri, sementara 11 orang dievakuasi tim SAR gabungan. Dari 11 korban yang dievakuasi, satu orang ditemukan meninggal dunia.
“Sebanyak 77 korban luka-luka telah dibawa ke rumah sakit terdekat. Rinciannya, 34 orang dirawat di RSUD Sidoarjo, 38 orang di RS Siti Hajar, dan 4 orang di RS Delta Surya,” ujar Abdul Muhari.
Sementara itu, masih ada 38 orang dilaporkan belum ditemukan dan diduga terjebak di bawah reruntuhan bangunan empat lantai yang ambruk saat proses pengecoran. Tim SAR gabungan hingga kini masih melakukan pencarian intensif.
BNPB memastikan operasi pencarian melibatkan unsur Basarnas, BPBD Kabupaten Sidoarjo, BPBD Provinsi Jatim, TNI, Polri, serta berbagai relawan SAR. Fokus utama tim adalah memastikan keamanan struktur bangunan yang masih berdiri, sambil membuka jalur evakuasi korban.
"Peristiwa ini masuk kategori bencana kegagalan teknologi konstruksi. Ke depan, kami mengingatkan pentingnya penerapan standar keselamatan pembangunan yang lebih ketat, agar musibah serupa tidak terulang,” tegasnya.
Diketahui, bangunan musala di Ponpes Al Khoziny ambruk pada Senin (29/9/2025) sekitar pukul 15.00 WIB. Musibah terjadi saat para santri tengah melaksanakan Salat Asar berjemaah.