Susi juga menantang pemuda di Banyuwangi untuk terus melakukan aksi bersih-bersih sampah di Pulau Tabuhan- yang masih menjadi kesatuan destinasi wisata di Bangsring.
"Ayo muda mudi Banyuwangi, datang ke Pulau Tabuhan, pasirnya putih cantik, tapi sampahnya luar biasa. Ayok saya ingin dengar pemuda pemudi Banyuwangi melakukan pembersihan masal di Pulau Tabuhan. Agar pantai bersih, saya akan kembali untuk melihat ini," katanya sambil membawa sampah.
"Tidak ada sampah dari laut, sampah itu datang dari darat hanyut ke laut, dari laut kembali ke darat, itu saja," tutupnya.
Sementara itu, Ketua Nelayan Kelompok Usaha Bersama Banyuwangi, sekaligus penggerak konservasi Bangsring, Ikhwan Arief mengatakan, sampah-sampah di laut Bangsring memang datang dari muara-muara sungai sekitar, apalagi usai hujan deras mengguyur.
"Sampah-sampah itu datangnya dari darat, terbawa sampai ke muara sungai sekitar sini. Setelah hujan biasa sampah sangat terlihat banyak terseret arus air," katanya.
Pihaknya sendiri, telah berupaya mengurangi volume sampah melalui jadwal bersih sampah di pantai setiap hari, mendirikan bank sampah, hingga pemanfaatan sampah plastik menjadi bahan bakar.
Banyuwangi Underwater Festival yang baru berlangsung, menggelar pelatihan mengolah sampah, memungut sampah di pantai oleh 1.000 nelayan, dan lomba mengolah barang bekas menjadi barang seni dan bermanfaat. Susi juga mereamikan Bank Sampah yang ada Pantai Bangsring.