Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
upload_419becd648043d8d5ce6ecedefde3781_14b7bc28-32d7-4895-9045-d605ce905100_watermarked_idntimes-1.jpeg
Ilustrasi SPPG untuk MBG. (IDN Times/Tama Yudha Wiguna).

Intinya sih...

  • Nydia Safira Nur Rohman, ahli gizi di SPPG Tambak Agung Mojokerto, mengungkapkan kesulitan dalam menentukan menu dengan gizi seimbang untuk anak-anak penerima Makan Bergizi Gratis (MBG).

  • Ahli gizi menentukan dan menakar kandungan gizi untuk MBG selama 10 hari sebelum dilakukan rapat lagi untuk menentukan menu baru dan menakar gizi di dalamnya.

  • SPPG Tambak Agung setiap hari menyiapkan sekitar 3 ribu MBG untuk 13 sekolah dengan membedakan porsi besar dan kecil berdasarkan tingkat sekolah serta menyediakan pendekatan khusus bagi anak dengan alergi.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Batu, IDN Times - Badan Gizi Nasional (BGN) melaksanakan kegiatan Sosialisasi Kebijakan dan Tata Kelola Makan Bergizi Gratis (MBG) di Singhasari Resort, Kota Batu pada Kamis (6/11/2025). Ada ribuan perwakilan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di 20 kota/kabupaten Jawa Timur yang hadir, salah satunya Nydia Safira Nur Rohman yang merupakan ahli gizi di SPPG Tambak Agung Mojokerto.

1. Belum ada pelatihan ahli gizi SPPG, Nydia akui kalangan kabut urusi MBG

Firda (kanan) dan Nydia (kiri), peserta Sosialisasi Kebijakan dan Tata Kelola Makan Bergizi Gratis (MBG) di Singhasari Resort, Kota Batu. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Nydia menceritakan kalau ia merupakan fresh graduate Jurusan Gizi Klinik di Politeknik Negeri Jember, dan ia langsung diterima sebagai ahli gizi di SPPG Tambak Agung Mojokerto. Ia mengungkapkan selama ini belum ada pelatihan dari BGN sehingga kalangan kabut mengurus kebutuhan gizi MBG di SPPG Tambak Agung.

"Sekarang akhirnya bisa mendapatkan arahan gimana nantinya itu kayak penerimaan barang, terus nanti alurnya di dapur seperti apa, terus juga dijelaskan tadinya kayak penerimaan barang, terus adanya juga kayak seperti tata caranya tata caranya terus pengaturan suhu makanan juga. Kemudian ada pendistribusian makanan, seperti apa terus juga fasilitas-fasilitas yang ada di dapur itu juga dijelaskan juga," terangnya.

Gadis 22 tahun ini mengungkapkan kalau kesulitan sebagai ahli gizi di SPPG pertama adalah pemilihan menu dengan gizi yang seimbang untuk anak-anak. Kemudian belum lagi kalau ada anak dengan alergi, sehingga ada pendataan khusus bagi anak dengan alergi, sehingga ia akan mendapatkan menu khusus agar alerginya tidak kambuh.

"Lalu jus juga ada kandungan gizi yang harus dikerjakan gitu, pengolahan gitu kan perlu quality kontrol dari ahlinya juga. Kesulitannya mungkin saya sebagai fresh graduate sangat berat karena juga di dapur ini kan juga tinggi (tekanannya), tapi akhirnya saya anggap sebagai pengalaman baru juga," ujarnya.

2. Begini cara penentuan gizi untuk satu piring MBG

Firda (kanan) dan Nydia (kiri), peserta Sosialisasi Kebijakan dan Tata Kelola Makan Bergizi Gratis (MBG) di Singhasari Resort, Kota Batu. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Nydia juga membeberkan jika penentuan gizi pada satu piring MBG sudah ditentukan sebelum makanan dimasak. Setiap ahli gizi akan menentukan dan menakar kandungan gizi untuk MBG selama 10 hari. Setelah itu, akan dilakukan rapat lagi untuk menentukan menu baru dan menakar gizi di dalamnya.

"Nanti kalau misalnya ada evaluasi di minggu ini, nanti mungkin bisa bervariasi menunya. Mungkin dari penerima manfaatnya juga ada request, ya kita dibuatkan menu sesuai sama kandungan gizi yang sudah ditentukan," bebernya.

Nydia mengungkapkan kalau SPPG Tambak Agung setiap hari menyiapkan sekitar 3 ribu MBG untuk 13 sekolah. Mereka membedakan MBG berdasarkan 2 porsi berbeda, porsi besar dan porsi kecil.

"Kalau porsi besar itu untuk SD kelas 3, SMP, sampai SMA. Sementara kalau kelas 3 SD ke bawah itu porsi kecil. Ini perlu dilakukan karena anak kelas 1 dan 2 SD itu kebutuhan makannya tidak sebesar kelas di atasnya," jelasnya.

3. Begini cara SPPG menyiapkan makanan untuk anak dengan alergi

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di SD Sinduadi Timur, Mlati, Sleman, Senin (13/1/2025). (IDN Times/Tunggul Damarjati)

Nydia melanjutkan jika anak dengan alergi juga mendapatkan pendekatan yang berbeda. Mereka tidak boleh mendapatkan menu makanan yang sama jika terdapat bahan makanan yang memicu alergi mereka. Pasalnya bisa fatal jika anak-anak penerima MBG mengkonsumsi makanan yang memicu alergi.

"Sebelumnya mereka sudah ditanya, biasanya dari penerima manfaat itu menyetorkan nama dan apa aja pemicu alerginya. Misalnya ayam dari SD ini, ada berapa alergi ayam, nah misalnya kalau alergi ayam kita ganti menunya pakai misalnya telur, atau daging olahan," pungkasnya.

Editorial Team