Begini Siasat Mall di Kota Madiun Hadapi Fenomena Rojali & Rohana

- Mal tetap ramai, pengunjung capai 100 ribu orang per bulan. Transaksi belanja turun, tapi kunjungan stabil.
- Fenomena Rojali dan Rohana muncul pada 3 momen besar: Lebaran, liburan sekolah, Natal & Tahun Baru.
- Manajemen Lawu Plaza hadirkan event-event seru untuk menjaga engagement pengunjung dan berinovasi.
Kota Madiun, IDN Times – Fenomena Rombongan Jarang Beli (Rojali) dan Rombongan Hanya Nanya (Rohana) belakangan ini ramai diperbincangkan netizen. Namun, bagi pengelola pusat perbelanjaan, tren itu bukanlah hal baru. Manajer Lawu Plaza Madiun, Andreas Nugroho, menyebut perilaku pengunjung model Rojali dan Rohana selalu muncul setiap tahun, terutama di momen tertentu.
“Fenomena ini sebenarnya sudah ada lama ya. Biasanya saat tahun ajaran baru dimulai, orang tua lebih fokus pada kebutuhan sekolah anak sehingga daya beli di mal menurun. Istilahnya saja yang sekarang viral,” ujar Andreas, Kamis (21/8/2025).
1. Mal tetap ramai, pengunjung capai 100 ribu orang per bulan

Meski transaksi belanja turun, Andreas menegaskan kunjungan ke Lawu Plaza tetap stabil. Pada Juli lalu, mal ini mencatat 90 ribu–100 ribu pengunjung, atau rata-rata 3.000–4.000 orang per hari. Saat akhir pekan, jumlahnya bisa meningkat hingga tiga kali lipat.
Sekitar 40 persen pengunjung berasal dari Kota dan Kabupaten Madiun, sisanya dari Ponorogo, Ngawi, Magetan, Pacitan, hingga daerah satelit di sekitar Madiun.
2. Muncul di 3 momen besar

Menurut Andreas, fenomena Rojali dan Rohana biasanya muncul pada tiga momentum utama, yaitu Lebaran, liburan sekolah, serta Natal dan Tahun Baru.
“Kalau liburan sekolah, khususnya ajaran baru, memang pengeluaran keluarga banyak dialihkan ke kebutuhan sekolah anak,” jelasnya.
3. Inovasi dengan event seru

Agar tetap menarik, manajemen Lawu Plaza mengaku menghadirkan berbagai acara untuk menjaga engagement pengunjung. Misalnya event coffee ride dengan penjual kopi keliling hingga lomba barista di dalam mal.
“Kami anggap fenomena ini wajar, justru peluang untuk berinovasi. Event-event seperti itu menjaga lifestyle pengunjung agar tetap datang,” terang Andreas.
Andreas berharap program Pemkot Madiun dalam menarik wisatawan juga berdampak positif bagi pusat perbelanjaan. “Mal bisa jadi tempat wisata belanja sekaligus ruang publik. Fasilitas seperti toilet dan mushola representatif sudah kami siapkan,” pungkasnya.