Ilustrasi pengerjaan skripsi. (Instagram.com/sonyafatmala)
Meskipun ia yang mengerjakan skripsi, Toko juga menuntut kliennya paham isi skripsi agar tidak bingung saat waktunya sidang. Jadi ia akan mendampingi klien saat pengerjaan pendahuluan sampai bab 3, kemudian pada bab 4 sampai kesimpulan ia akan mengajak diskusi dan memberikan pemahaman bahwa penelitian ini hasilnya seperti ini.
"Kalau saya penulisan 1 skripsi bisa cuma 2 bulan kalau data lengkap. Memang harus dikerjakan cepat karena saya tidak hanya menerima 1 permintaan skripsi," ucapnya.
Yoko tidak sendirian, ia ternyata memiliki tim yang juga teman-teman satu angkatan di kampus. Honor yang diterima juga berdasarkan seberapa banyak skripsi atau tugas yang mereka selesai setiap orang.
"Bisa cepat juga karena kita kerja secara tim. Saya sendiri ada 3 orang yang membantu, 2 orang kualitatif seperti saya, dan 1 orang kuantitatif. Kalau saya juga khusus Soshum, dan teman saya yang kuantitatif khusus Saintek," paparnya.
Lebih lanjut, Yoko tidak memusingkan terkait keberadaan AI untuk mengerjakan skripsi. Pasalnya ia sadar pekerjaan yang ia jalani saat ini bukan pekerjaan yang baik. Jadi ia cukup legowo jika pekerjaan sebagai joki skripsi akan hilang tergantikan AI.
"Saya sendiri kan juga mencari pekerjaan yang lebih mapan, dalam artian ya tidak akan selamanya jadi joki skripsi. Jadi joki ini saya juga nabung misalnya ingin buka usaha lain, misalnya memang tidak dapat kerjaan yang layak," pungkasnya.