Batik Wistara Surabaya, rumah batik yang memberdayakan difabel tuli. (IDN Times/Khusnul Hasana).
Batik Wistara memang sengaja memberdayakan orang seperti Basuki. Tujuannya agar mereka bisa mendapatkan kesempatan yang sama. "Di kami saat ini ada 8 orang yang bekerja, semuanya difabel tuli," kata pengelolah Batik Wistara, Sunarmi saat ditemui, Sabtu (1/10/2022).
Sunarmi mengatakan, pemilik Rumah Batik tersebut, Aryo Setiawan awalnya mempekerjakan orang biasa, bukan penyandang difabel. Namun, pada satu waktu ada penyandang difabel daksa datang ke Batik Wistara.
"Dia datang ke kami, dia cerita kalau dia ditolak kerja dimana-mana, kami kasian, akhirnya kami pekerjakan," ungkapnya.
Dari situ, akhirnya Batik Wistara hanya menerima pekerja dari penyandang difabel. Semua pekerja di Batik Wistara berasal dari berbagai daerah di Jawa Timur, Batik Wistara memberi mereka tempat tinggal.
"Mereka kebanyakan dari UPTD Dinas Sosial yang di Bangil itu. Jadi sebelum di sini (Batik Wistara) mereka sudah punya keterampilan dari sana," ujar Sunarmi. Sunarmi menuturkan, tak jarang para penyandang difabel itu datang karena memiliki masing-masing. Ada yang dikucilkan, hingga tak diterima keluarganya. "Tapi kami coba untuk membuat mereka bisa mandiri," ucapnya.
Bahkan, sejumlah pekerja yang sudah tak lagi bekeria di Batik Wistara pun, membuat usaha sendiri. "Ada yang buka usaha permak," imbuh dia.