Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG-20251029-WA0057.jpg
Penanganan BPBD di kawasan asrama ponpes ambruk. Dok. BPBD Jatim.

Intinya sih...

  • Atap asrama ponpes Situbondo ambruk akibat hujan deras dan angin kencang.

  • Keretakan struktur bangunan pasca gempa bumi magnitudo 5,7 memperparah kerusakan.

  • Lima santri menjadi korban, satu meninggal dunia dan empat lainnya luka berat-ringan.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Surabaya, IDN Times - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur (Jatim) melaporkan insiden ambruknya atap bangunan asrama putri di Pondok Pesantren Syalafiah Syafi’iyyah Syeh Abdul Qodir Jaelani, Dusun Rawan, Desa Blimbing, Kecamatan Besuki, Kabupaten Situbondo, Rabu (29/10/2025). Peristiwa tersebut terjadi saat hujan berintensitas tinggi yang disertai angin kencang.

Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Provinsi Jawa Timur, Gatot Soebroto, mengatakan kejadian berlangsung sekitar pukul 01.00 WIB. Selain faktor cuaca ekstrem, kerusakan bangunan juga diperparah oleh adanya keretakan struktur bangunan pasca gempa bumi berkekuatan magnitudo 5,7 yang terjadi pada 25 September 2025 lalu.

"Dari hasil asesmen awal, atap asrama mengalami keruntuhan akibat kombinasi hujan deras, angin kencang, serta keretakan struktural yang merupakan dampak lanjutan gempa sebelumnya,” ujar Gatot, Rabu (29/10/2025).

Akibat kejadian tersebut, lima santri menjadi korban. Rinciannya satu orang meninggal dunia atas nama Putri Hemilia Oktaviantika (13), warga Dusun Rawan, Desa Blimbing. Kemudian dua orang mengalami luka berat dan dua orang mengalami luka ringan.

"Korban meninggal saat itu berada di dalam asrama dan tertimpa material bangunan. Empat korban lainnya sudah mendapatkan penanganan medis,” kata Gatot.

Bangunan yang terdampak merupakan satu unit asrama putri yang juga berfungsi sebagai fasilitas pembinaan dan kegiatan belajar santri. BPBD Jatim dan BPBD Situbondo telah berada di lokasi untuk melakukan pendataan, pengecekan kelayakan bangunan sekitar, serta koordinasi penanganan lanjutan dengan pihak pesantren dan pemerintah daerah.

Gatot menegaskan bahwa pihaknya saat ini juga tengah menilai kondisi bangunan lain di kawasan pondok untuk mencegah kejadian serupa. BPBD juga mengingatkan bahwa sebagian wilayah Jawa Timur kini memasuki periode awal musim hujan dengan potensi cuaca ekstrem yang meningkat.

"Kami meminta masyarakat untuk tetap waspada, khususnya pada bangunan tua, lereng rawan longsor, dan kawasan terbuka yang berpotensi diterjang angin kencang,” pungkas Gatot.

Editorial Team