ASDP Sebut Pembatasan Kapal Jadi Penyebab Kemacetan di Ketapang

- ASDP Indonesia Ferry Cabang Ketapang mengalami kemacetan akibat pembatasan operasional kapal penyebrangan dari arah Ketapang-Giliamanuk.
- Pembatasan tersebut dilakukan oleh Kantor KSOP Kelas III Tanjung Wangi sebagai langkah mitigasi risiko dan penguatan standar keselamatan di lintasan penyeberangan tersibuk di Indonesia.
- KSOP telah mengeluarkan instruksi baru kepada operator kapal, mulai dari muatan 75 persen dari kapasitas kapal, larangan kapal eks LCT untuk mengangkut penumpang, hingga pengoperasian KMP Portlink VII milik ASDP untuk mengurangi kemacetan.
Banyuwangi, IDN Times - ASDP Indonesia Ferry Cabang Ketapang buka suara soal kemacetan yang terjadi di jalur arah Pelabuhan Ketapang Kamis (24/7/2025). Kemacetan tersebut terjadi karena ada pembatasan operasional kapal penyebrangan dari arah Ketapang- Giliamanuk.
Diketahui kemacetan terjadi hingga 28 kilometer. Tepatnya dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi hingga Alas Baluran Perbatasn Situbondo.
Corporate Secretary ASDP Shelvy Arifin melalui keterangan tertuli mengatakan, pembatasan operasional kapal dilakukan oleh Kantor KSOP Kelas III Tanjung Wangi sebagai bentuk peningkatan aspek keselamatan pelayaran. Pembatasan ini menyusul insiden tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya.
"Pembatasan tersebut dilaksanakan menyusul kejadian tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya pada 2 Juli 2025, sebagai langkah mitigasi risiko dan penguatan standar keselamatan di lintasan penyeberangan tersibuk di Indonesia," tulisnya.
Per tanggal 14 Juli 2025, KSOP telah mengeluarkan beberapa instruksi baru kepada operator kapal. Ketentuan itu mulai dari muatan 75 persen dari kapasitas kapal. Kemudian, kapal eks LCT tidak diperbolehkan mengangkut penumpang, kecuali sopir dan kernet.
Sehingga, dari konsekuensi kebijakan tersebut, kapal yang beroperasi pun terbatas. "ASDP bersama pemangku kepentingan terus mengoptimalkan layanan penyeberangan untuk mempercepat pergerakan kendaraan dan meminimalkan antrean," ujarnya
"Selain pembatasan dari regulator, lonjakan kendaraan juga terjadi karena adanya peningkatan arus kendaraan menuju Lombok melalui layanan Long Distance Ferry (LDF) di Pelabuhan Pelindo," imbuh dia.
Untuk mengurangi kemacetan, ASDP telah mengoperasikan KMP Portlink VII milik ASDP dengan pola Tiba–Bongkar–Berangkat (TBB). Selain itu, pihaknya juga telah mengoptimalan kantong parkir di dalam pelabuhan dan di Bulusan yang mampu menampung hingga 600 unit kendaraan.
"Kami menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi dan terus melakukan koordinasi intensif dengan KSOP, Ditjen Hubla, kepolisian, dan seluruh pemangku kepentingan terkait untuk percepatan normalisasi layanan," pungkas dia.