Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Aktivitas Koperasi Desa Merah Putih di Desa Mategal Kecamatan Parang.
Aktivitas Koperasi Desa Merah Putih di Desa Mategal Kecamatan Parang. IDN Times/Riyanto.

Intinya sih...

  • Koperasi Desa Merah Putih Mategal berdiri di Desa Mategal, Kabupaten Magetan, Jawa Timur

  • Koperasi ini menjadi asa kemandirian ekonomi desa dengan inisiatif dan swadaya warga

  • Memenuhi kebutuhan pokok sektor pertanian tanpa bergantung pada modal besar atau investor luar

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Magetan, IDN Times - Suara gesekan pepohonan jati tertiup angin bersahutan, di tengah terik siang di lereng Gunung Bungkuk, Rabu (15/10/2025). Warga Desa Mategal, Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan, Jawa Timur tampak sibuk hari itu, ada yang tengah memanen jagung di ladang, ada pula yang menjemur jagung hasil panen.

Di tepi jalan perbatasan penghubung Magetan- Ponorogo itu, tampak berdiri bangunan bercat putih mirip toko. Di bagian atas bangunan yang terlihat masih baru itu, tertera tulisan Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) Mategal. Deretan jenis obat, pupuk, dan benih pertanian tampak tertata rapi di rak toko itu. Di rak yang lain dipajang juga beras SPHP. Beberapa petani tampak mampir untuk mencari kebutuhan pertanian atau sekadar mengobrol seputar persiapan musim tanam.

Di tengah keterbatasan modal dan fasilitas, KDMP Mategal justru menjadi secercah asa kemandirian ekonomi desa. Berawal dari inisiatif dan swadaya warga, koperasi ini menjadi yang pertama kali benar-benar beroperasi di antara ratusan KDMP lain di Magetan yang masih menunggu proses permodalan.

Berdiri di tengah 3.871 penduduk mayoritas petani, koperasi ini hadir untuk memenuhi kebutuhan pokok sektor pertanian tanpa bergantung pada modal besar atau investor luar.

"Kami mulai dari nol, dari iuran kecil tiap anggota. Alhamdulillah, sekarang sudah bisa membantu warga sendiri," ujar Ketua KDMP Mategal, Arisandi kepada IDN Times, Rabu (15/10/2025).

1. Dari warga, oleh warga, untuk warga

Rak dagangan Koperasi Desa Merah Putih di Desa Mategal Kecamatan Parang. (IDN Times/Riyanto).

KDMP Mategal lahir dari kesadaran bersama bahwa ketahanan ekonomi desa harus dimulai dari dalam. Setiap rupiah yang dihasilkan dikembalikan lagi untuk kesejahteraan anggota, memperkuat rantai ekonomi lokal.

Selain menjual pupuk nonsubsidi dan beras Bulog (SPHP), koperasi ini juga mulai menjajaki kerja sama lebih besar. "Beberapa waktu lalu sudah ada survei dari pihak Pertamina untuk penyaluran LPG 3 kilogram. Kami masih menunggu tindak lanjutnya," ungkap Arisandi.

Koperasi ini juga menyiapkan langkah konkret untuk menjadi penyalur resmi pupuk dari PT Petrokimia Gresik, serta menandatangani kerja sama dengan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) guna memenuhi kebutuhan dapur warga mulai dari beras, sayur, telur, hingga daging ayam.

"Kami siap mengembangkan koperasi ini pelan-pelan," kata Arisandi.

2. Masih menghadapi sejumlah tantangan

Petani tengah melihat lihat pupuk di Koperasi Merah Putih Mategal. (IDN Times/Riyanto).

Meski sudah aktif bergerak, Arisandi mengakui bahwa KDMP Mategal masih menghadapi sejumlah kendala teknis, terutama soal permodalan dan kejelasan juknis (petunjuk teknis) dari pemerintah daerah. Menurut Arisandi, mereka sempat dikumpulkan untuk pembukaan rekening bank BNI sebagai bagian dari program bantuan modal, namun belum ada tindak lanjut lagi.

"Kami sudah membuat rekening di BNI, tapi belum tahu langkah selanjutnya digunakan untuk apa. Jadi memang masih menunggu juknisnya keluar," ujarnya.

Selain masalah administrasi, tantangan lain adalah soal kesejahteraan anggota dan penguatan aturan operasional koperasi agar bisa berjalan lebih profesional. "Teman-teman pengurus juga perlu perhatian. Kita semangat, tapi tetap butuh arahan jelas biar tidak salah langkah," tambahnya.

3. Harapannya KDMP jadi rumah ekonomi desa

Suasana Koperasi Merah Putih Mategal. (IDN Times/Riyanto)

Di balik segala keterbatasan itu, semangat warga Mategal tidak surut. Mereka percaya KDMP bisa menjadi pondasi ekonomi desa yang kokoh.

Arisandi berharap pemerintah segera merampungkan juknis dan mempercepat dukungan agar koperasi seperti Mategal bisa berkembang lebih cepat.

"Kami ingin KDMP ini jadi rumah ekonomi bersama. Dari warga, oleh warga, dan untuk warga," tutup Arisandi dengan senyum optimis.

Senada dengan Arisandi, salah seorang petani Mategal, Sutrisno (40) juga berharap KDMP menjadi pencerah perekonomian warga yang mayoritas dari pertanian. Ia berharap para petani bisa memutar hasil pertanian dengan keuntungan yang memuaskan.

"Kalau jual hasil tani gak repot repot lagi mencari tengkulak. Semonga harga-harga produk pertanian stabil," kata Sutrisno.

Tidak hanya itu, Sutrisno ikut optimistis kalau KDMP dikelola dengan baik, maka akan membantu para petani mulai dari mengolah lahan, bercocok tanam, hingga panen. Sehingga, bisa mendorong nilai tambah bagi para petani.

"Terus para petani juga tidak bingung, di cuaca seperti ini cocoknya nanam apa. Nyari-nyari pupuk juga tidak perlu bingung. Karena luasan lahan para petani kan berbeda-beda, kalau lebih luas tentu jatah pupuk subsidi terbatas maka harus cari pupuk non subsidi, kalau barangnya ada di koperasi kan enak," katanya.

Dia juga menekankan agar koperasi merah putih bisa menyatu dengan warga desa. Sehingga bisa terjadi musyawarah dan konsultasi yang baik antara koperasi dan warga khususnya petani.

"Koperasi merah putih harus ok, harus ada. Kalau bisa setiap 6 bulan sekali mengadakan pertemuan dengan petani, terus pengelolaannya transparan. Begitu kan, semakin ok," pungkas Sutrisno.

Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) merupakan program strategis Pemerintah Pusat untuk memperkuat ekonomi perdesaan. Di Kabupaten Magetan dari 235 koperasi yang sudah berbadan hukum, Mategal menjadi salah satu yang pertama kali benar-benar aktif dan produktif.

“Artikel ini merupakan hasil kolaborasi antara Komdigi dan IDN Times”

Editorial Team