Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Screenshot_2025-11-24-14-59-54-55_1c337646f29875672b5a61192b9010f9.jpg
Guru di Surabaya saat menjemput siswa bolos sekolah. (Dok. Dispendik Surabaya)

Intinya sih...

  • Dinas Pendidikan Surabaya menjalankan program Rawan Putus Sekolah untuk mengatasi angka putus sekolah.

  • Guru akan menjemput siswa yang bolos sekolah dan memberi motivasi agar mau kembali ke sekolah.

  • Sebelum menjemput, guru akan menghubungi orangtua siswa untuk mengetahui alasan tidak masuknya.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Surabaya, IDN Times - Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya saat ini tengah menggencarkan antisipasi angka putus sekolah. Siswa yang bolos satu hari saja, bakal langsung dijemput oleh guru.

Kepala Dispendik Kota Surabaya, Yusuf Masruh mengatakan, Dispendik memiliki program Rawan Putus Sekolah. Dalam program tersebut, guru akan datang ke rumah siswa yang tidak masuk sekolah tanpa alasan. Guru akan mencari tahu apa alasan anak tersebut tidak masuk. "Alhamdulillah, ini kan kita bangun untuk menangani angka putus sekolah, ada (program) Rawan Anak Putus Sekolah. , Alhamdulillah teman-teman guru saling bisa empati, home visit ke rumah (menjemput siswa yang bolos sekolah)," ujarnya, Senin (24/11/2025).

Ketika ditemui di rumah ternyata siswa tersebut sengaja bolos, maka guru akan memberi motivasi agar siswa mau kembali sekolah. Sehingga, mereka tidak berlama-lama berada di rumah. "Nanti dimotivasi. Harapannya nanti anak-anak segera bisa kembali ke sekolah. Soalnya kalau lingkungannya terlalu lama di luar sekolah, mau kembali ke sekolah juga lama," ungkap dia.

Tapi sebelum guru mendatangi rumah siswa, guru terlebih dahulu akan menghubungi orangtua. Mereka akan menanyakan kemana anaknya tidak masuk dan apa alasannya. "Soalnya kita kan enggak tahu ya anak-anak ini harus apa ini di luar. Engko pas dia enggak izin, pas ke mana-mana. Tapi minimal nanti biarpun belum di visit, teman-teman guru pas sekolah, mesti sudah komunikasi sama orang tua, ke mana kok enggak masuk," jelasnya.

Program menjemput siswa bolos ini baru dijalankan Dispendik Surabaya. Diharapkan semua sekolah menerapkan dengan model yang menyesuaikan kondisi anak saat ini. "Guru BK juga kita tingkatkan. Harapannya bisa mempertimbangkan curhat teman-teman, anak-anak kita (kenapa bolos), Insyaallah sudah diterapkan ke semua sekolah, tapi pelaksanaannya enggak sama. Ada satgas di sekolah," tandas Yusuf.

Editorial Team