Malang, IDN Times - Devi Athok, ayah korban meninggal Tragedi Kanjuruhan atas nama Natasya (16) dan Nayla (13) mengatakan jika keluarga korban dan Aremania sudah mencapai batas kesabaran setelah melihat jalannya proses hukum Tragedi Kanjuruhan. Ia memberi ancaman kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab pada tragedi yang merenggut 135 nyawa ini.
"Saya masih sabar, tapi secara pribadi kalau Malang ini sampai tidak baik-baik saja, maka jangan salahkan kami. Karena mereka sendiri yang menciptakan hukum seperti ini," tegasnya saat dikonfirmasi pada Selasa (17/01/2023).
Devi Athok mengingatkan agar hakim yang bertugas dalam Laporan Model A Tragedi Kanjuruhan bersikap adil. Memberikan hukuman setimpal pada para terdakwa.
"Semoga Pak Hakim memiliki hati nurani, dan bisa memutuskan hukuman yang sesuai. Kalau masih kurang adil, ayo bertukar posisi dengan saya sebagai ayah korban," terangnya.
Ia mengakui sangat sulit mendapatkan keadilan di Indonesia. Namun, ia kuat hingga saat ini karena didampingi kuasa hukum, Tim Advokasi Tragedi Kanjuruhan, dan LPSK.
"Saya ingin mendapat keadilan untuk kedua anak saya, tapi proses mendapatkan keadilan sangat sulit di negeri ini. Jalannya penuh terjal dan berbatu," ujarnya.