Surabaya, IDN Times - Sejumlah mahasiswa Surabaya yang menamai diri sebagai Aliansi Nakama Bergerak menggeruduk kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Jawa Timur di Jalan Indrapura Surabaya, Selasa (19/8/2025). Mereka menuntut menolak revisi RKUHAP hingga penulisan ulang sejarah.
Masa aksi tersebut, selain membawa poster tuntutan, mereka juga membawa bendera berlambang Jolly Roger dalam serial manga anime One Piece.
Korlap aksi yang juga Menteri Koordinator Pergekan BEM Unair, M Rizqi Senja Virawan mengatakan, Nakama diartikan sebagai kamerad atau kawan seperjuangan. One Piece ia bawa dalam aksi ini sebagai bentuk solidaritas kepada Nakama yang melakukan protes menggunakan Bendera Jolly Roger tetapi mendapat respon yang berlebihan dari pemerintah.
"Karena untuk propaganda kita mengangkat isu soal bendera One Piece ini juga apa ya memberikan solidaritas kepada massa aksi bahwa kita semua adalah Nakama," ujarnya.
Rizky menyebut, setidaknya ada 30 isu yang telah ia kumpulkan hasil dari konsilidasi. 30 isu kemudian ia bawa dalam aksi sore ini.
"Sebenarnya hal ini ataupun aksi ini itu berangkat dari isu yang telah kami kumpulkan, dari seluruh kabar buruk dari negara yang sudah kami kumpulkan. Karena ternyata setelah kami konsolidasi berkali-kali, kita sampai pada akhirnya ada 30 isu yang kami catat," ungkap dia.
Dari 30 isu itu, paling utama yang mereka angkat adalah RKUHAP dan penulisan uang sejarah. Menurutnya, banyak terdapat masalah pada revisi RKUHAP. Kemudian untuk penulisan sejerah juga menurutnya demikian.
"RKUHAP seperti yang kita tahu banyak sekali permasalahan entah secara material atau ataupun formil, seperti itu. Kalau penulisan ulang sejarah memang seperti yang telah disampaikan di media beberapa kali oleh Menteri Kebudayaan, ternyata penulisan ulang sejarah ini banyak sekali kontroversinya," terang dia.
Tak cuma itu, 300 mahasiswa Surabaya ini juga menyoroti statmen Menteri Keuangan, Sri Mulyani yang menganggap gaji guru dan dosen sebagai beban negara. Padahal, tugas guru dan dosen adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.
"Nah, ini menjadi satu kontradiktif ketika misalnya kita mau mencerdaskan kehidupan bangsa tetapi malah dari Menteri Keuangan sendiri malah menganggap beban," jelasnya.
Lalu, yang juga menjadi sorotan Aliansi Nakama Bergerak adalah terkait program Makan Bergizi Gratis (MBG). Penerapan MBG di beberapa daerah dianggap tidak berjalan dengan baik.
"anyak sekali siswa-siswa yang keracunan dan sebagainya. Tetapi sampai hari ini presiden menganggap itu sebagai sebuah data statistik saja. Nah, ini yang jadi masalah," pungkasnya.