Tuban, IDN Times - Ombak tinggi yang terjadi di perairan laut Jawa bagian utara membuat sejumlah nelayan di Kabupaten Tuban tidak bisa melaut, Minggu (27/1). Akibatnya, harga ikan di sejumlah pasar melambung tinggi.
Menurut Junaidi, salah satu pedagang ikan asal Kecamatan Soko, Kabupaten Tuban, menuturkan naiknya harga ikan, karena stok ikan segar yang biasa dikirim nelayan ke sejumlah pasar ikan di Tuban berkurang. "Ya jelas mahal, banyak nelayan yang tidak mencari ikan," katanya.
Junaidi menjelaskan, untuk harga ikan jenis kakap dan kerapu yang sebelumnya Rp20 ribu, saat ini harganya menjadi Rp25 ribu per kilogram. Untuk ikan golok merah yang semula harganya Rp15 ribu, kini naik menjadi Rp25 ribu per kilogram.
Selain itu, harga ikan yang lain juga mengalami kenaikan, seperti ikan trumpah dari Rp25 ribu menjadi Rp35 ribu per kilogram, dan cumi dari harga Rp35 ribu menjadi Rp45 ribu.
"Sedangkan untuk udang dari Rp70 ribu jadi Rp100 ribu per kilogram dan ikan togek dari Rp15 ribu jadi Rp25 ribu per kilogram," ujar dia.
Junaidi menjelaskan jika ikan yang dijual oleh beberapa pedagang di Pasa Baru Tuban sebagian berasal dari nelayan Tuban. Akan tetapi, ada juga ikan yang dikirim dari luar Tuban.
"Kalau ikan yang kami jual ini sebagian ada yang dikirim dari nelayan luar Tuban, seperti Paciran, Brondong Kabupaten Lamongan, dan Rembang," jelasnya.
Akibat cuaca buruk, kata Junaidi, membuat nelayan tak berani melaut, sehingga berdampak pada stok ikan di tempat pelelangan ikan Tuban. Hal ini tampak dari kondisi tempat pelelangan ikan yang lengang.
Padahal, biasanya di tempat pelelangan ikan Tuban banyak aktivitas nelayan yang bongkar muat ikan. "Ada yang sandar, tapi hanya beberapa kapal besar. Hanya sebagian saja nelayan kapal kecil yang memberanikan melaut. Kalau sudah seperti ini stok ikan segar juga berkurang," katanya.
Sementara itu, salah satu nelayan asal Kecamatan Palang, Tuban, Rofik, mengaku jika banyak nelayan yang tidak berani melaut. Alasannya, ketinggian ombak di perairan Kecamatan Palang tingginya mencapai tiga hingga empat meter.
"Kalau perahu nelayan kecil seperti milik saya ya lebih baik tidak melaut, karena takut. Risikonya sangat tinggi jika kita paksakan," katanya.
Sembari menunggu cuaca normal, kata Rofik, sejumlah nelayan lebih memilih untuk memperbaiki alat tangkap ikan mereka yang rusak. Selain itu, cuaca buruk juga membuat penghasilan nelayan berkurang.
"Ya mau gimana lagi, daripada kami nekat melaut, mending kami menunggu cuaca kembali membaik," jelasnya.