Airnya Dianggap Berkhasiat, Pancur 7 Dirintis Jadi Kawasan Wisata

Pembangunan infrastruktur itu menggunakan dana desa tahun 2019. Jumlah uang yang terpakai sekitar Rp75 juta. Untuk kelanjutan proyek, sekitar Rp 97,5 juta dari sumber yang sama sudah masuk dalam rencana belanja tahun ini.

"Selain itu, warga juga secara swadaya mengeluarkan uang, tenaga, waktu, dan pikiran," kata Ketua Pokdarwis Desa Sumberbendo, Sukarno, Minggu (9/2).

Upaya swadaya akan berlanjut hingga Pancur 7 dianggap layak dikunjungi pelancong. Setelah semua fasilitas lengkap, pihak pokdarwis selaku pengelola akan menarik retribusi tiket masuk ke destinasi wisata itu.

Dari sejumlah uang yang dikeluarkan, pengunjung dapat menikmati fasilitas dan keunikan yang disediakan di tempat wisata itu. Air dari salah satu pancuran dinilai mampu mengobati penyakit strok, obat awet muda, dan memperlancar rezeki bagi mereka yang mandi.

"Ada beberapa orang dari luar desa yang ke sini memang untuk mandi agar sembuh dari penyakit," tutur Sukarno.

Terlepas dari benar atau tidaknya anggapan itu, Pancur 7 yang berada di kawasan hutan jati ini mempunyai hawa sejuk. Selain karena rindangnya pepohonan, lokasinya berada di ketinggian antara 300 hingga 400 meter di atas permukaan laut. 

Secara geografis, Pancur 7 di Desa Sumberbendo, Kecamatan Saradan ini berada di lereng Gunung Pandan. Jarak tempuhnya dari Caruban-yang merupakan pusat pemerintahan Kabupaten Madiun- sekitar 43 kilometer ke arah timur laut. 

Selain sedang merintis destinasi wisata Pancur 7, Desa Sumberbendo juga mewacanakan pendirian Museum Purba. Ini setelah ditemukannya potongan-potongan fosil hewan purba, seperti bagian gading gajah, pantat gajah, tengkorak banteng, dan tempurung kura-kura.