Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
Wisatawan di Bromo terbangkan paralayang. (IDN Times/Istimewa)
Wisatawan di Bromo terbangkan paralayang. (IDN Times/Istimewa)

Intinya sih...

  • BB TNBTS belum bisa konfirmasi apakah wisatawan yang terbangkan paralayang di Bromo adalah warga Korea Selatan

  • TNBTS mengaku tidak kebobolan, tapi ini adalah pelanggaran peraturan karena dilakukan tanpa sepengetahuan petugas

  • Alasan TNBTS kenapa perlengkapan paralayang bisa lolos dari pemeriksaan karena banyak pengunjung datang pada dini hari untuk melihat matahari terbit

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Malang, IDN Times - Media sosial dihebohkan oleh wisatawan di kawasan Bromo Tengger Semeru yang menerbangkan paralayang menuju Gunung Bathok. Kemudian beredar juga kalau yang menerbangkan paralayang adalah wisatawan asing. Pihak Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) belum bisa mengonfirmasi.

1. BB TNBTS menjawab rumor wisatawan yang terbangkan paralayang di Bromo Tengger Semeru

Panorama Gunung Bromo dan Semeru. (IDN Times/Ahnaf Lentera Jagad)

Pranata Humas Balai Besar (BB) Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), Endrip Wahyutama menyampaikan kalau pihaknya belum bisa mengkonfirmasi apakah kabar kalau wisatawan yang menerbangkan paralayang di Gunung Bromo adalah wisatawan asing asalh Korea. Ia menjelaskan kalau pihaknya masih melakukan penelusuran dengan menanyai saksi-saksi yang ada di lokasi saat kejadian.

"Kami masih menelusuri informasi melalui rekaman video dan keterangan saksi di lapangan. Kami menghimbaui kepada semua wisatawan baik dari dalam negeri maupun mancanegara untuk memahami dan menghormati aturan konservasi serta nilai-nilai sakral masyarakat Tengger saat berkunjung ke Bromo," terangnya saat dikonfirmasi pada Minggu (14/9/2025).

Endrip juga belum bisa menjelaskan sanksi yang akan diberikan pada pelaku. Pasalnya, pihaknya masih fokus melakukan identifikasi, sanksi akan ditentukan usai mereka berhasil menemukan identitas pelaku.

"Sebelum bicara soal sanksi, hal pertama yang harus kami pastikan adalah identitas wisatawan tersebut. Siapa orangnya, bagaimana kronologinya, dan apakah ada keterlibatan pihak lain seperti pemandu atau penyedia jasa. Setelah itu, barulah kami bisa mengambil langkah sesuai prosedur yang berlaku," tegasnya.

2. TNBTS mengaku tidak kebobolan, tapi ini adalah pelanggaran peraturan

Mulai menghijau, rerumputan di Gunung Bromo mulai tumbuh. (IDN Times/Rizal Adhi Pratama)

Endrip menjelaskan kalau pengawasan di kawasan TNBTS memang menghadapi tantangan, baik dari sisi kondisi geografis maupun keterbatasan jumlah personel. Aktivitas paralayang yang viral tersebut bukan bagian dari kegiatan resmi atau terdaftar, dan dilakukan secara diam-diam tanpa sepengetahuan petugas.

Ia juga menjelaskan kalau di website pemesanan tiket online BB TNBTS bahwa pengunjung yang akan melakukan aktivitas khusus di dalam kawasan TNBTS, seperti pengambilan foto/gambar/video komersial termasuk kegiatan prewedding dan/atau aktivitas lainnya, agar menyampaikan kepada petugas dan melakukan proses perizinan sesuai prosedur sebelum memasuki kawasan TNBTS.

"Paralayang termasuk dalam kategori aktivitas khusus tersebut. Jadi, kami tidak melihat ini sebagai kebobolan, melainkan pelanggaran terhadap aturan yang berlaku di kawasan konservasi TNBTS," ujarnya.

3. Begini alasan TNBTS kenapa perlengkapan paralayang bisa lolos dari pemeriksaan

Wisatawan di Bromo terbangkan paralayang. (IDN Times/Istimewa)

Endrip juga mengatakan kalau kunjungan wisata Bromo punya tantangan tersendiri, karena banyak pengunjung datang pada dini hari untuk melihat matahari terbit. Sehingga arus masuk biasanya terjadi antara pukul 01.00–05.00 WIB, dalam kondisi gelap dan dengan jumlah kendaraan jip yang padat.

"Pemeriksaan barang bawaan secara detail tidak selalu dilakukan di pintu masuk, agar arus kendaraan tetap lancar dan tidak menimbulkan antrean panjang. Namun, dengan adanya kejadian ini, kami akan terus mencari solusi terbaik untuk memperkuat pengawasan," pungkasnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.

Editorial Team