Ada Basuh Kaki Orang Tua di Perayaan Waisak Surabaya

Surabaya, IDN Times - Memperingati Hari Raya Waisak 2025, Vesak Festival 2025 yang digelar di Tunjungan Plaza Surabaya diwarnai dengan workshop membasuh kaki orang tua, Senin (12/4/2025). Basuh kaki merupakan bagian dari peringatan Hari Ibu Internasional.
Pada rangkaian Basuh kaki dengan tema "Bakti Orang Tua" ini belasan umat Buddha terlihat berkumpul di Atrium Tunjungan Plaza. Mulai dari anak-anak hingga orang dewasa terlihat membasuh kaki orangtua mereka menggunakan handuk yang dibasahi dengan air.
Dalam prosesi ini, beberapa dari mereka terlihat menangis. Bahkan ada juga yang memeluk orangtua mereka.
Ketua Panitia Vesak Festival 2025 , Herman Pranata mengatakan, prosesi membasuh kaki orangtua tersebut pertama kali digelar di Surabaya. Kegiatan ini merupakan bentuk penghormatan anak pada orangtua mereka.
"Jadi kenapa kok ada pada workshop ini. Workshop ini menunjukkan suatu bentuk penghormatan dari anak kepada orang tua yang telah berjasa untuk kita semua untuk meringati hari Ibu di beberapa negara yang jatuh pada tanggal 11 Mei 2025," ujar Herman.
Herman berharap, prosesi membasuh kaki orangtua ini menjadi renungan bagi anak-anak akan jasa orangtua mereka. Sehingga anak-anak akan terus memberikan baktinya.
"Harapannya itu menjadi perenungan untuk kita sebagai anak untuk terus mengingat dan menghormat atas jasa-jasa orang tua kita," sebutnya.
Menurut Herman, membasuh kaki orangtua merupakan bagian dari ajaran Buddha. Bahwa dalam Manggala Sutta, salah satu yang patut dihormati adalah orangtua.
"Kala kita mengenal salah satu salah satu yang kita di dalam Manggala Sutta kita mengenal bahwa penghormat yang patut dihormat adalah salah satu berkah yang tertinggi dan itu salah satu orang yang patut dihormat adalah orang tua kita," terangnya.
Herman menambahkan, pada perayaan Vesak Festival 2025 ini selain ada prosesi basuh kaki orangtua, juga ada kegiatan Puja Relik Tantrayana hingga workshop flower. Tak cuma itu, Vesak Festival 2025 di Surabaya juga digelar Sanghadana Waisak yang hasilnya sebagaian akan disumbangkan untuk korban bencana alam gempa bumi di Myanmar.
"Harapan tahun ini kami tentunya di dalam perayaan Waisak kami turut memeriahkan Waisak sekaligus menyebarkan ajaran agama Buddha ini tapi secara universal. Jadi tidak mengikat pada suku, golongan, ras tertentu," pungkas dia.