Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG-20250930-WA0013.jpg
Proses pencarian korban di tengah reruntuhan bangunan oleh Tim SAR Gabungan. Dok. Kantor SAR Surabaya.

Intinya sih...

  • Tim SAR evakuasi 99 santri korban ambruknya Pondok Pesantren Al-Khoziny, Sidoarjo

  • 98 orang selamat dan 1 orang meninggal dunia, beberapa mengalami luka berat dan kritis

  • Kendala utama dalam evakuasi adalah timbunan material bangunan yang runtuh hingga ke lantai dasar

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Sidoarjo, IDN Times - Tim SAR gabungan terus melakukan evakuasi terhadap korban ambruknya bangunan musala Pondok Pesantren Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo. Hingga Selasa (30/9/2025) dini hari, total 99 korban berhasil terdata, dengan rincian 98 orang selamat dan 1 orang meninggal dunia.

Kepala Kantor SAR Surabaya, Nanang Sigit, menyampaikan bahwa pendataan korban dilakukan secara menyeluruh dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk rumah sakit rujukan.

"Sejauh ini jumlah korban yang sudah terdata sebanyak 99 orang. Dari jumlah tersebut, 98 orang ditemukan selamat dan 1 orang meninggal dunia,” terang Nanang.

Nanang menjelaskan, para korban tersebar di beberapa rumah sakit. Di RSI Siti Hajar tercatat puluhan korban dirawat, termasuk satu korban meninggal dunia. Sedangkan korban lainnya mendapat perawatan di RSUD Sidoarjo. Beberapa di antaranya mengalami luka berat dan kritis.

"Proses evakuasi masih terus dilakukan, mengingat reruntuhan bangunan cukup besar dan kondisi bangunan masih labil. Oleh karena itu, tim bekerja dengan hati-hati agar tidak menimbulkan risiko tambahan,” jelasnya.

Hingga laporan H+1 operasi SAR, tim gabungan berhasil mengevakuasi puluhan santri yang selamat. Beberapa di antaranya mengalami luka ringan, namun sebagian lain harus mendapat penanganan medis intensif.

Nanang juga menyampaikan kendala utama dalam proses evakuasi, yakni banyaknya timbunan material dari bangunan empat lantai yang runtuh hingga ke lantai dasar. “Posisi korban ada di lantai satu, sehingga perlu pembukaan akses secara bertahap. Peralatan berat hanya dipakai secara terbatas untuk menghindari getaran yang bisa membahayakan,” tegasnya.

Dalam operasi penyelamatan ini, lebih dari 25 unsur SAR gabungan terlibat, mulai dari Basarnas, BPBD, TNI-Polri, Damkar, PMI, relawan ormas, hingga kelompok rescue masyarakat. Mereka bekerja sepanjang malam dengan dukungan peralatan ekstrikasi, drone termal, hingga suplai medis darurat.

Editorial Team