Surabaya, IDN Times - "Ini polisi. Buka pintunya!" seru petugas kepolisian Unit Resmob Polrestabes Surabaya. Pintu rumah yang terletak di Jalan Sidotopo Sekolahan Gang 11 Surabaya itu tak kunjung terbuka. Dobrakan-dobrakan pun dihentak. Pintu berhasil terbuka, namun yang dicari tak ada di sana.
"Ternyata pelaku lari ke lantai dua. Jadi tiga petugas saya menyusul ke atas," jelas Kanit Resmob Polrestabes Surabaya, Iptu Bima Sakti, kepada IDN Times,
Kejadian itu terjadi kala ia memimpin penyergapan. Target penangkapan yang bernama Sura'i, pelaku pencurian motor kondang seantero Surabaya, berdiri di pojok ruangan lantai dua terkepung oleh tiga petugas. Saat itu, lanjut Bima, Sura'i membawa dua senjata tajam di tangannya yaitu celurit dan pisau. Dengan jarak sekitar tiga meter dari petugas, Sura'i berusaha menyabetkan celuritnya. Meleset.
Percobaan kedua, polisi mencegahnya dengan tembakan peringatan di kaki. Tak kapok, Sura'i kembali berusaha melayangkan senjata tajamnya yang berujung timah panas di dada kirinya. Sura'i pun tumbang bersimbah darah.
"Pelaku sempat kami larikan ke rumah sakit RSUD Dr Soetomo tapi akhirnya meninggal di perjalanan," tutur Bima.
Pemandangan penjahat yang tewas di tangan anggota Polrestabes Surabaya kini merupakan hal yang biasa. Dalam kurun waktu satu bulan, sudah tujuh nyawa melayang akibat tembakan "tindakan tegas terukur" ketika penangkapan. Jumlah tersebut jauh meningkat dibanding tahun 2018 di mana hanya ada satu kali tembak mati yang dilakukan.