Iklan - Scroll untuk Melanjutkan
Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
IMG-20251013-WA0160.jpg
Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi. (IDN Times/Khusnul Hasana)

Intinya sih...

  • Enam siswa SD Margorejo Surabaya diduga keracunan susu Greenfields.

  • Wali Kota Eri meminta klarifikasi dan pertanggungjawaban dari produsen susu.

  • Siswa yang mengalami gejala sudah mendapatkan penanganan medis, Pemkot menunggu hasil pemeriksaan resmi.

Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Surabaya, IDN Times - Enam siswa SDN Margorejo 1 Surabaya diduga mengalami gejala keracunan usai meminum susu kemasan. Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi menegaskan, pihaknya telah meminta klarifikasi dan pertanggungjawaban dari pihak produsen susu Greenfields yang diketahui membagikan susu tersebut.

Eri menyebut kejadian ini harus dijelaskan secara terang, mulai dari masa kedaluwarsa hingga kemungkinan penyebab lain. "Makanya di susu Greenfield nanti saya minta pertanggungjawabannya. Karena di situ kita lihat expired-nya. Expired apa enggak? Kalau enggak expired tapi kok ada keracunan, apa yang harus dilakukan oleh Greenfield?" ujarnya, Kamis (30/10/2025).

Eri menegaskan bahwa niat pemberian susu tersebut adalah kegiatan kebaikan, namun jika berujung mudarat maka harus dievaluasi. “Dia niat sodakoh niat apik, tapi lek dadi mudharot, dadi ono keracunane, dadi fitnah. Engko dipikir susu expired dikekno arek SD negeri apa SD swasta. Lak loro kabeh kok dewe iki,” kata Eri.

Dari laporan Dinas Pendidikan, enam siswa mengalami gejala muntah dan diare setelah minum susu tersebut. Namun semua siswa sudah mendapatkan penanganan dan diperbolehkan pulang.

"Sudah dilakukan hari itu juga dan sudah pulang semua. Tidak ada yang sampai opname," jelas Eri.

Menurutnya, pemeriksaan medis juga mempertimbangkan kemungkinan penyebab lain selain susu. "Biasanya dokter tanya, habis makan apa? Karena terakhir yang diminum adalah susunya, dan ciri-cirinya menunjukkan keracunan. Makanya kita klarifikasi ke Greenfield," imbuhnya.

Eri menyebut jumlah siswa yang meminum susu lebih banyak, namun hanya enam anak yang mengalami gejala. Kondisi ini membuat dugaan penyebab harus ditelusuri lebih detail. "Banyak siswa yang minum tapi yang kena enam. Jadi kecuali kalau yang minum 30, terus sing 30 keracunan kabeh, ya pasti karena satu faktor. Tapi kalau cuma enam, ya ini makin perlu ditelusuri," katanya.

Saat ini, Pemkot menunggu hasil pemeriksaan dan penjelasan resmi dari Greenfields dan Dinas Pendidikan. "Nanti setelah hasilnya keluar akan ada rilis. Tapi kalau sampai ini expired, tak sangsi Greenfield," tegas Eri.

Editorial Team