Ilustrasi sawah. ANTARA FOTO/Abriawan Abhe
Sementara itu, petani asal Desa Rowobayu, Kecamatan Songgon, Eska Wijaya mengaku mengalami penurunan hasil panen tanaman sayur sawi dan seledri akibat hujan abu vulkanik Raung
"Tanaman yang kena abu, jika terkena sinar matahari, maka tanaman layu dan membusuk. Dari yang biasanya bisa panen sawi 2 kuintal, sekarang turun jadi 30 kilogram. Ya bagaimana lagi," ujarnya.
Menghadapi masalah ini, Eska mengambil langkah antisipatif. Setiap lajur tanaman ia pasang beberapa lengkungan bambu dan ditutup plastik bening.
"Jadi tanaman saya terlindung dari abu. Walaupun terkadang, jika hujan datang bercampur angin, masih ada saja debu yang masuk. Tapi lumayanlah, cara ini cukup membantu,” ujarnya.
Sejak Kamis, 21 Januari 2021 Gunung Raung erupsi naik satu level dari normal (level I) menjadi waspada (level II). Aktivitas muntahan abu vulkanik mengalami peningkatan sejak Minggu (7/2/2021), tinggi muntahan abu vulkanik masih di kisaran 4.332 Mdpl atau 1.000 meter dari puncak Gunung Raung.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Banyuwangi kemudian mencatat, muntahan abu vulkanik akibat erupsi Gunung Raung terpantau hingga 6.000 meter di atas permukaan laut (Mdpl) atau sekitar 2500 meter dari puncak gunung.
Peningkatan muntahan abu vulkanik tersebut dilihat BMKG melalui prakiraan sebaran abu vulkanik VAAC (Volcanic Ash Advisory Center) Darwin.